Sendiri, apa enaknya sendiri
tanpa seorang teman? Jika kamu ingin sendiri . aku beri saran urungkan niatmu.
Tidak ada yang enak dengan sepi dan sunyi. Bagaimana pun sendiri itu
menyakitkan tanpa siapa-siapa yang bisa kau andalkan.
Aku lelah sendiri, hanya di
temani ponsel yang sudah lawas ini. Aku ingin di temani berbagi segala apa yang
aku rasakan selama ini. Aku ingin menangis di depan seseorang agar ia tau
betapa rapuhnya aku. Aku ingin merengek agar seseorang tau aku ingin di
pedulikan. Aku ingin berteriak agar seseorang mendengar ku. Agar mereka
mendengar bahwa aku ada disini.
Malam ini aku menangis sendirian
di kamar yang sumpek ini. Aku lelah harus belagak tangguh dengan semua ini. Aku
ingin berhenti sejenak untuk memberi pasokan tenagaku kembali. Aku masih
membutuhkan untuk di lindungi dari tangan pria yang membimbingku dan
mengajariku banyak hal, aku masih membutuhkan bapak di sisiku. Walau aku sering
kali berusaha sekuat mungkin untuk tidak membuatnya khawatir tentang
kesendiranku. Terkadang, aku harus menahan tangis ketika kami berbagi cerita
melalui telepon. Aku iri terhadap teman-teman yang merasakan omelan bapaknya. aku, bahkan samar-samar mengingat wajah bapak
terakhir kali perjumpaan.
Aku masih membutuhkan sosok mama
untuk menjadi tempat aku mengadu dan menangis setiap kebimbangan datang. Aku
juga masih membutuhkan pelukannya setiap kegagalan muncul di langkahku. Aku
ingin merasakan belaian tangannya bersentuhan dengar kepalaku. Aku masih
membutuhkan mama untuk megajari aku memasak, masakanku selalu gosong dan
rasanya pun ala kadarnya. Aku terkadang menangis di malam hari setiap aku
merindukannya, aku selalu bertanya pada Tuhan. Kapan aku bisa memeluknya lagi?
Aku rindu senyum hangatnya. Bahkan aku juga lupa rasanya masakan seorang mama.
Hehh, aku ingin tertawa.
Malam ini, aku kesepian. Aku
tidak mau sendiri, begitu banyak masalah hari ini. Aku membutuhkanmu, iya kamu.
Seseorang yang sudah bertahun-tahun aku kenal. Sejak kita masih memakai seragam
putih abu-abu. Kamu, gadis berjilbab yang baik hati dan manis. Aku bahkan tidak
sadar memiliki rasa sayang begitu dalam padamu. Aku merasakan ini lebih dari
sebuah ikatan bernamakan persahabatan. Aku bahkan menyayangimu lebih dari
diriku sendiri. Tapi, aku merasa itu hanya perasaan sebelah tangan. Aku rasa
kamu hanya menganggapku seorang teman seperti gadis-gadis lainnya.
Aku ingat ketika kamu menangis,
bercerita tentang lelaki yang telah membuat hatimu sakit. Betapa marahnya aku
pada orang itu, aku bahkan membenci hingga saat ini. Aku membenci gadis yang
melukai hatimu juga. Aku menangis setiap merasakan sakitnya. Aku ingat ketika
kamu memarahiku hinggakamu tidak menegurku. Mungkin saat itu, sesuatu membuat
aku bodoh.
Tidak terasa waktu berjalan
cepat, sekarang kita tumbuh menjadi perempuan dewasa dengan cita-cita yang
berbeda. Kamu ingin menjadi insinyur dan aku ingin menjadi seorang pengusaha.
Semoga langkah kita di beri kemudahan.
Waktu bukan hanya mengubah
penampilan tetapi hatimu juga. Aku bahkan tidak mengenalimu yang sekarang. Kamu
tahu rasanya ingin menghabiskan waktu dengan seseorang yang sama sekali
melupakan kita? Itu yang aku rasakan sekarang. Aku lupa kamu sedang menikmati
waktu bersama dunia baru, seorang pria yang katanya baik. Beberapa teman di
dunia barumu yang jauh lebih update ketimbang aku yang kampungan. Ah, aku lupa.