Atas
Nama Kebahagiaan
Tidak
akan pernah kita tau dimana letak kebahagiaan kita, jika kita masih saja
berkutat dengan khayalan dan angan yang sebenarnya tidak akan pernah mungkin
terjadi. Mungkin aku selalu membiarkan hidup berjalan sesuai apa yang aku anggap
lurus tanpa liku dan cukup membuat hatiku damai. Tidak perduli seberapa sulit
atau menyebalkan untuk orang lain apa yang aku lakukan. Hidupku terlalu apa
adanya, membiarkan semua berjalan sesuai arah tanpa harus aku paksakan.
Terkadang pandangan orang lain terhadapku berbeda, ada yang menganggap aku
rumit, lalu terlalu santai dalam hidup. Bahkan ada yang bilang aku tidak
mempunyai prinsip. Semua salah jika aku tidak mempunyai prinsip mungkin
tempatku berpijak sekarang bukan disini.
Kadang
hari begitu melelahkan untuk dijalani, hanya bangun pagi lalu aku ke kampus,
pergi mengajar seperti itu setiap hari. Seperti kaset yang diputar berulang
kali. Hari demi hari lalu bulan demi bulan membosankan terkadang. Tapi berbeda
di bulan ini, ya bulan september kelahiran seorang bayi perempuan sembilan
belas tahun silam melalui rahim bunda. Siapa lagi kalau bukan aku, bulan ini
adalah bulan kelahiranku tepatnya di tanggal sebelas september yang kebetulan
hari radio. Cocok banget dengan profesi yang aku gemari saat ini sebagai
penyiar radio :D .
Tapi
ada yang berbeda untuk beberapa tahun ini bunda dan aku terpisah oleh jarak.
Semenjak aku meneruskan study di Bandung terpaksa aku tinggalkan bunda sendiri
di palembang, kadang aku rindu dengan bunda tapi tuntutan seorang pelajar
membawa aku disini jauh dari orang-orang yang aku sayang. Ayah semenjak
berpisah dengan bunda dia lebih memilih tinggal di palangkaraya, karena
penempatan tugas yang di beri oleh perusahaan tempat ayah bekerja. Sudah empat
tahun aku belum bertemu ayah, paling kami berhubungan melalui telepon atau
skype. Sebagai anak semata wayang jelas aku kesepian dengan keadaan seperti
ini, tetapi bunda selalu memberi wejangan kepadaku untuk tetap tegar.
Hari
berganti hari, kertas demi kertas yang menempel di dinding itu akhir-akhir ini
menjadi pemandangan dan sesuatu yang amat aku perhatikan. Apalagi kalau bukan
menunggu tanggal sebelas.
Hari
ini, 11 sepetember .. My day
Hari
yang aku tunggu akhirnya datang juga, dimana aku menunggu setahun lebih sekedar
perhatian dunia mengarah kepadaku sesaat,, Alhamdulilah ya Allah masih
memberikan kesempatan untuk hamba merasakan umur 19 tahun ini. Banyak harapan
yang aku sematkan di tahun ini, bertemu ayah lalu bertemu bunda dan merasakan
kehangatan keluarga seperti dulu.
Sebelum itu akan ku ceritakan
tentang awal menit masuk ke tanggal sebelas. Ternyata malam ini aku terlalu
capek untuk menunggu hingga jam 12 malam. Jadi aku putuskan untuk tidur lebih
awal sambil mendengarkan lagu kesukaanku “ melewatkanmu-Adera”. Sepertinya
mimpi cepat membawa aku kedalam alam bawah sadar, hingga melupakan tanggal yang
aku tunggu.
Sedang asiknya tidur tiba-tiba
terdengar suara gaduh sayup-sayup aku dengar lagu ulang tahun dinyanyikan.
Malam sepecial dari teman-temanku. Aku sangat bahagia mereka mengingat ulang
tahunku. Aku merasakan begitu berarti dan memang ada.
Bunyi handphone mulai membuat
nada-nada yang sangat mengasikan buat aku, setiap pesan aku lihat untuk
memastikan siapa yang mengucapkan pertama kali. Bukan bunda atau ayah yang
mengucapkan ulang tahun di hari ini. Ada rasa kecewa yang mendalam ketika
seseorang yang kalian harapkan untuk menjadi number one tetapi menjadi number
sekian.
Memang bahagia orang-orang melakukan
hal itu, memberi perhatian khusus kepadaku di hari yang sangat special. Sampai
sore tiba belum ada tanda-tanda bunda menghubungi. Ada terbesit di kepala,
apakah mereka melupakan aku ? .
“
seharusnya jarak tidak membuat kalian lupa kepadaku bund, yah J
“ ingin rasanya aku menangis, bukan karena mereka tidak mengingat hari ini.
Tetapi mengapa jarak membuat keadaan berubah.
Hingga malam barulah ayah
mengucapkan selamat atas hari kelahiranku, lalu di susul pesan singkat dari
bunda. Ada rasa kecewa tetapi aku tetap bersyukur karena orang tuaku masih
ingat dan mau meluangkan waktu untuk aku. Masih ada seseorang yang aku tunggu
untuk mengingatnya tapi aku tidak berharap untuk di ingat. Karena semua akan
semakin membuat kehilangan yang berlebihan dan aku sangat membenci keadaan
dimana aku menjadi lemah.
Trimakasih,
untuk semua yang perduli terhadap aku.. yang sempat mengingat aku meluangkan
waktunya sekedar mengucapkan selamat itu lebih berharga dari apapun. Aku
menyayangi kalian.
Kebahagiaan bukan hal yang datang
sendiri tetapi itu juga tidak perlu dicari, karena kebahagiaan ada diri kita
bagaimana kita memaknai hal tersebut. Membuat diri kita bahagia bahkan dengan
hal kecil yang dilakukan orang-orang untuk kita. Jangan terlalu berharap
bahagia dan bertanya kapan aku bahagia? Tidak ada seorang pun akan bisa menjawab.
Karena hanya diri kita yang mengerti dan paham dimana dan kapan kebahagiaan itu
ada.
Meski bunda jauh dari mata aku
selalu menyayangi bunda, di setiap doa selalu berharap bisa melihat senyum
bunda dimanapun.
Aku
pulang bunda..
Meski
lewat jalan lain, bukan jalan yang seharusnya..
Apalagi
kalau bukan melalui doa dan mimpi..
Meski
kita berjarak, percayalah aku selalu pulang..
Mencium
surga yang Allah telah berikan kepadaku..
11