Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Selasa, 15 Maret 2016

Aku Mencintaimu Sebab Agamamu, Bila Agamamu Hilang Maka Hilang Juga Cintaku

Setiap manusia terlahir dengan keunggulannya masing masing..
Ada yang memang terlahir pintar dan banyak yang terlahir biasa saja. Ia merasa dirinya biasa saja tidak ada yang di banggakan. Sebenarnya bukan tidak ada sesuatu yang bisa ia banggakan hanya kadang dia lebih memilih melihat ke atas,  sehingga ia tidak memahami dirinya sendiri. Apa yang ada dalam dirinya. Sebab, Tuhan telah menciptakan manusia dengan kesempurnaannya masing-masing.  Hanya sekarang mau tidak maunya ia belajar menjadi sesuatu yang lebih baik.

Aku menuliskan tulisan ini, buka  berarti aku telah baik menasehati orang.  Aku hanya sedang berusaha baik untuk memulainya dari diri sendiri. Terkadang banyak yang tidak memahami usaha apa telah dilakukan. Bagaimana usahanya sampai pada titik ini. aku memiliki tolak ukur, memiliki sebuah cerminan diri. Bukan tentang membandingkan diri dengan cerminan itu. Hanya saja aku menggap ia memang pantas untuk dijadikan tolak ukur.

Ia, perempuan baik dengan kesempurnaan derajat yang dimiliki.
Ia,  dicintai banyak lelaki tetapi ia lah yang menentukan lelaki mana yang harus ia cintai.
Dia sholehah, setidaknya aku cukup tahu itu. Perempuan itu, perempuan sempurna yang banyak membuat iri kebanyakan perempuan tetapi rasa iri yang baik. Rasa ingin menjadi perempuan itu.

Setiap perempuan tidak bisa melarang lelaki mana pun mencintainya. Tetapi diri dia sendiri lah yang memilih untuk lelaki mana cintanya. Aku tidak suka di puji oleh banyak mata, aku tidak suka di perhatikan ketika melakukan apapun. Aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku hanya ingin hadir untuk orang yang ingin aku hadir.
Bukankah Tuhan telah menciptakan hati manusia?  Bukankah Tuhan memang telah memilihkan pasangan diantara kita? Lantas apa yang salah bila aku memilih mencintainya.
Jangan berdoa untuk memaksa, berdoalah untuk meminta lalu berpasrah.
Aku hanya meminta bila dia baik untuk agamaku mudahkanlah perjalanan dalam tujuannya untuk aku. Namun bila dia tidak baik untuk agamaku, semoga Tuhan segera memalingkan aku dari dia.

Aku mencintainya sebab agamanya, bila agamanya hilang maka hilang pulak cintaku. Bukankah memang seperti itu seharusnya?




#30dwc30

FINISH!  ðŸ˜ŠðŸ˜ŠðŸ˜Š

Senin, 14 Maret 2016

Kamu dan Hingga

Terimakasih pernah ada dan mengajarkan aku bagaimana rasanya menjadi istimewa..

                Kamu, seseorang yang pernah aku sebut sebagai Tuan beberapa waktu lalu. Sebab mengapa Tuan, karena letakmu begitu istimewa disini. Kamu, seseorang yang pernah aku anggap begitu istimewa hingga menatap dirimu saja sudah membuat desiran bahagia yang teramat dalam tentunya. Tetapi sekarang, aku tahu persis disini bukan kamu lagi. Sebab ada masa yang aku tinggalkan. Sesuatu yang aku paksa untuk mati, tetapi tetap mati suri. Kamu, yang dulu tega menghempaskan rasaku ketika aku benar-benar yakin bahwa ada rasa yang sama pada hatimu tentang aku. Kamu, yang dengan tega membiarkan aku sakit dengan perasaan yang tidak terbalas. Lalu kabar berita kamu sudah bersama nyonya Jelita. Aku ingin marah, bukan padamu tetapi pada diriku sendiri. Waktu itu. Mengapa ketika perasaan itu muncul dan ada masa kita bersama, kamu harus menjadi milik utuh si Nyonya Jelita. Mengapa waktuku begitu singkat, seperti dalam semalam kamu benar-benar Tuan itu. Tetapi esoknya aku yakin betul bahwa bukan kamu Tuannya.

Cerita itu sudah lama, sudah aku selipkan dalam dalam kerapuhan yang seperkian menyakitkan. Tetapi aku masih yakin, mungkin ada seseorang yang benar-benar tulus nantinya meski itu bukan kamu. Kita menjauh, aku kehilangan Bintangku. Setiap malam aku coba bangkit, tidak menunggu lagi cahayanya. Aku hapus semua yang mengingatkan aku padamu, sebab aku tidak ingin mengusik bahagiamu. Aku benar-benar melenyapkan diri dari pandanganmu. Meninggalkanmu dalam keadaan bahagia, aku sedang berusaha rela. Merelakan perasaan yang di buang sia-sia. Kala itu aku bangkit seorang diri, mempercayakan Tuhan akan menghadirkan sosok lain dalam balutan ketulusan.

Hingga, suatu malam kamu datang membawa senyum yang berebeda. Bercerita tentang Nyonyamu, memanjakan aku dengan suaramu. Kamu tahu betapa relung hati yang lama tenggelam terusik? Bagaimana perasaan yang sudah ku buat mati, ia seakan ingin mati suri. Bangun dari tidur panjangnya. Aku merasa istimewa, merasakan masakan dari tanganmu. Mendengar lembut suaramu, melihat senyuman manismu lalu aku terlena. Aku ingin memiliki kisah ini, meskipun aku tahu tidak ada lagi perasaan yang akan sama. Sebab aku sedang membatasi diri untuk tidak jatuh dibuat cinta olehmu. Sebab kamu masih menyimpan sosok Nyonyamu. Aku tidak akan pernah mendapatkan hatimu, beribu alasan pun kamu buat. Aku tidak akan ingin menjadi hal itu, meski aku merasa istimewa. Ternyata perasaan itu tidak sebelah tangan.


Lalu, aku mengeras. Mematikan hatiku, membuatnya lebih keras. Menganggapmu hanya sekedar meski aku ingin lebih tetapi tidak! Aku harus lebih kokoh dari sebelumnya. aku hanya kelelahan disalahkan, padahal aku hanya ingin meras sesuatu yang dulu belum pernah aku rasakan. tetapi aku paham betul waktu ada kesalahan. aku harus lebih keras pada diriku.
Hingga kamu menyadari aku sedang berlaku jahat pada hatimu. Kini kamu kembali pergi dan pergi. Lalu aku kembali membenamkan hati, sebab padamu tidak akan ada cinta yang sama meski aku ingin. Aku hanya menunggu Tuan yang sesungguhnya. 




#30DWC29 :)

Sabtu, 12 Maret 2016

Menyimpan Rasa


Banyak hal yang tidak perlu diketahui oleh banyak orang, cukup kita simpan seorang diri. Termasuk tentang hati, tidak perlu rasanya mengumbar kesana kesini toh orang lain tidak akan peduli mereka terkadang malah merasa benci melihat tingkah kita yang terlalu berlebihan. Meski hanya diri sendiri yang tau jangan salah, sebab ada Dzat yang Maha Segalanya jauh lebih memahami ketimbang diri kita sendiri. Tentang hati dan perasaan, jadi jangan mengumbar pada khayalak ramai. Cukup adukan saja pada Sang Maha Cinta siapa yang sedang berada dalam hati. Itu jauh lebih bermanfaat dari pada mengumbar banyak hal malah membuat keburukan.

Mendoakan tetaplah menjadi cara terbaik bagi para pemendam rasa untuk menyampaikan rindu, mau beribu kata tertulis di akun sosial media ingatlah itu bukan untuk orang yang kita tuju melainkan memamerkan untuk dinikmati orang lain.
Kali ini aku mengerti bagaimana mencintai dengan diam itu. Aku tersenyum ketika mengingat namanya, walau aku tidak mau ia terlalu dekat denganku. Meskipun jarak kita begitu jauh ada rasa begitu dekat sebab ada hal yang lebih utama dari sebuah pertemuan. Tuan, mungkin kita tidak pernah bertemu. Sudah sangat lama rasanya, tetapi aku selalu percaya ada rahasia yang sedang disiapkan Tuhan untuk kita.

Menunggu tulisanmu saja, aku sudah bahagia. Sebab dengan tulisan dan membacanya aku tahu apa yang sedang kamu lakukan. Sekarang aku tahu kamu yang begitu jauh disana bila dalam logika manusia, tidak akan pernah jalur kita dipertemukan. Tetapi bila Tuhan sudah berkehendak tidak pernah ada yang tak mungkin.


Aku sedang percaya.



Percaya pada takdir yang manis, percaya pada kisah seromantis itu. Sebuah kisah sederhana yang menyenangkan. 
Untuk kita yang sedang mendoakan seseorang diam-diam, sebab ada rasa yang tersimpan diam-diam. semoga semesta mengaminkan sehingga ada kabar gembira nantinya.



#30DWC28

Jumat, 11 Maret 2016

Fatimah Lalu Khadijahmu

Mungkin aku tidak bisa menjadi Fatimah untukmu. Gadis suci penyimpan rasa sampai pada batas sepi. Mungkin aku tak bisa menyembunyikan cinta dari siapa pun, menjagamu dalam dalam atau menjaga hati agar tak siapa pun berani datang. Mungkin aku telah gagal menjadi Fatimah untuk Ali. Sejak dulu begitu aku dambakan kisah romantis mereka, yang sejak dulu aku tanamkan dalam hati bahwa aku ingin menjadi sosok perempuan itu. Tetapi, ketika aku tahu begitu sulit mungkin aku terlalu payah melawan hati yang sekali lagi rapuh pada perasaan.

Maafkan ,  jika menjadi Fatimah aku tak mampu. Sebab sejatinya aku hanya seorang perempuan biasa yang sedang menyimpan rasa. Meski aku ingin sekali menjadi Fatimahmu, kini aku sudah gagal.

Tapi, bisa kah aku menjadi Khadijahmu. Menemani apapun yang akan kau lakukan kelak. Bisakah aku mencoba menjadi Khadijah, perempuan mulai yang setia pada lelakinya? Menemani hingga masa tersulit sampai ia di cintai begitu sangat.
Aku berusaha menjadi Khadijah, tak akan mungkin aku samai kemuliaannya. Aku hanya ingin menjaga hati seperti Khadijah. Memberi dukungan terbaik pada lelakinya.
Khadijah namanya, perempuan dengan kelembutan. Perempuan yang begitu dicintai seorang Baginda Nabi, mengambil hati Baginda Nabi.

Andai aku sudah tak mampu menyimpan hati layaknya Fatimah.
Aku ingin mengusahakan hatiku sebening Khadijah, sesetia beliau.
Aku ingin belajar, meski tak mungkin menyamainya.
Aku hanya ingin belajar ..



#30DWC26

Kamis, 10 Maret 2016

Ayah

Ayah, aku tidak akan pernah membandingkan lelaki manapun dengan ayah. Sebab apapun ceritanya, ayah tetaplah ayah lelaki bernama ayah.

Lelaki paling keras kepala dan berambisi keras.

Lelaki yang disiplin dalam hal apapun tanpa ada kata tapi. Namun lelaki lembut yang penuh belas kasih. Mungkin aku akan mencari sosok ayah di dirinya kelak. Tetapi aku hanya ingin lelaki itu menjadi dirinya sendiri, sebab tanpa itu aku tidak akan tahu seperti apa dia. Dia tak perlu bersusah payah seperti ayah walau aku sangat mencintai ayah. Dia hanya perlu menjadi dirinya sendiri.

Sebab karena itu menjadi alasan aku memberikan seluruh hidupku.

Sebab lelaki itu istimewa, berani datang menemui ayah. Tidak ada lelaki lain akan seberani dia bertatap langsung dengan ayah. Meyakinkan bahwa ia akan menjaga putri sulungnya dengan bijaksana. Sebab dia lelaki luar biasa yang berani mengiyakan impian impian ayah.
Ayah, jangan talut aku pergi meninggalkan ayah. Meskipun nantinya ayah tidak menjadi prioritasku lagi, karena sebagai seorang istri nantinya aku harus mengutamakan lelakiku. Tapi aku tahu lelaki luar biasa ini tidak akan membiarkan ayah seorang diri. Aku hanya berharap lelakiku kelak sebijaksana itu.

Ayah kali ini aku begitu mencintai ayah, tetapi kelak akan ada sosok yang harus aku cintai lebih. Tapi ayah tak perlu takut, sebab selalu ayah lah cinta pertamanya. Tidak akan ada seorang pun bisa menjadi seperti ayah atau menggantikan letak ayah pada hatiku.
Ayah, ajari lelakiku kelak menjadi sosok bijaksana. Jadikan dia sahabat terbaik ayah. Jadikan dia anak laki laki ayah, bukankah sejak dulu ayah mendambakan seorang anak laki laki?

Nah, lelaki ku kelak akan menjadi sosok itu untuk ayah.
Ayah percayakan aku pada dia, ayah harus percaya dia bisa menjaga puteri ayah dengan baik. Lalu ditangan dia, penjagaan ayah telah usai padaku.
Ayah, percaya padanya?

Aku menemukan raut senyum khas ayah namun dengan mata yang sedikit melow.


#30dwc25

Senin, 07 Maret 2016

Tidak Ingin Sama Sekali

Aku mencintai tidak ingin sama sekali mengekang ia dan hatimu. Aku membebaskanmu barangkali kau masih ingin mengelilingi dunia dan mencari apa yang belum pernah kamu temui sebelumnya. Sebab, aku tahu persis kamu penuh ambisi dalam segala hal.

Aku mencintaimu tidak ingin sama sekali mengekang kamu dan hatimu. Aku ingin diam-diam mencintai agar kamu tak perlu kewalahan menjaga hatiku nantinya. Agar kamu tak perlu canggung bila melakukan segala hal hanya karena takut aku akan sakit hati kata banyak orang. Sejujurnya, aku juga takut kewalahan untuk menjaga hati sebab sejatinya perasaan tak pernah mau terima tentang hal yang tak di inginkan. Maka dari itu kali ini aku tak mau mengikatmu sama sekali.

Bukankah Tuhan akan berjanji, bila yang saling mendoakan maka di persatukan kelak?

Kebanyakan orang mengikat dengan kuat hatinya sebab takut kehilangan. Lalu bagaimana dengan aku? Bukan aku tak takut kehilanganmu hanya saja aku memilih melangitkanmu disepertiga malamku. Agar takdir yang Esa sempurna menjatuhkannya.

Bukankah perempuan baik akan bersama lelaki yang baik pula.


Sekarang aku ingin memperbaiki diri dengan perlahan sebab kamu lelaki yang baik. Aku belum baik maka bantu aku menjadi baik berikan waktu untuk aku menjadi baik. 




#30DWC22

Minggu, 06 Maret 2016

Sebab Karena Menemukanmu

Menulis ..
Aku pernah begitu menyukai kesendirian dan kesepian hingga pada titik aku tak membutuhkan siapapun di dunia ini kecuali diriku sendiri.
Aku pernah begitu menikmatinya, sampai aku lupa manusia di takdirkan menjadi mahkluk sosial yang tak bisa hidup tanpa manusia lain. Namun terlihat begitu nyaman di mata manusia lain sampai mereka menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Tidak kah ada hal yang menarik selain berteman pada sepi. Ah, manusia selalu memandang manusia lain dari sampul depan. Aku memang terlihat nyaman, namun dalam nyaman itu ada titik kosong di dalamnya. Seperti ingin rasanya menemukan hal yang kosong itu. Langkah tak berarah, apa yang seharusnya aku lakukan. Tujuan apa yang sedang aku kejar semua hilang bersama dengan kehidupanku yang termakan pada sepi.

Sepi tidak mau meninggalkanku ..

Aku kesepian dan hilang dimakan sepiku ...

Setiap hari aku hanya melakukan hal-hal bodoh. Namun merasa aman dengan semua itu. Hingga Tuhan menurunkan tangannya menandakan betapa iba dia padaku. Kau tau melalui apa Tuhan menghidupkan aku yang hampir mati termakan rasa nyaman sepiku?
Melalui dirimu, ya Tuan. Siapa lagi kalau bukan kamu. Aku yang tak pernah menyukai apapun selain sendirian kini aku mulai menyukai dirimu melalui sesuatu.
Aku menemukanmu dalam tulisanku. Mungkin kamu memang tak akan bisa aku raih dalam dunia nyata tetapi dalam dunia tulisan yang aku bangun. Mudah bagiku menjadikanmu milikku. Aku tidak gila, tetapi ini memang seharusnya begini. Aku tidak mau Tuhan marah sebab rasaku padamu nanti melebihi cintaku padanya. Aku tidak mau Tuhan mengambilmu lagi dalam hidupku, maka dari itu aku merahasiakanmu melalui tulisan. Melalui tangan Tuhan aku menemukanmu, melalui senyumanmu aku menemukan bagaimana mencintai tulisan.

Setidaknya kini aku bisa leluasa menulis, sebab aku bebas menemukan ide tulisanku melalui senyumanmu. Betapa hidupku kini kembali, ketika aku bisa melakukan hal bermanfaat selain merenungi nasib yang tak juga berubah. Menulislah, mengubah arah pandangmu. Mengubah segalanya sebab dengan tulisan aku memahami satu hal dimana jiwa itu sebenarnya.



Tuan, aku menemukanmu melalui tulisan. 
Sebab karena menemukanmu aku menjadi menulis, menulis apa saja tentangmu. sebab menemukanmu aku menemukan jiwa, jiwa didalam sebuah tulisan. sebab karenamulah, Tuan.



#30DWC21
#Tulisanserentak
#Hobi
#KokBisaSukaNulis

Sabtu, 05 Maret 2016

Carilah Bahagiamu, Katanya

Berbahagialah dan carilah disana..  

Itu yang aku katakan ketika tumpukan sesak sudah lelah di tampung. Sudah cukup rasanya aku biarkan ia tetap terjaga untuk tak lepas dan meleleh. Sekarang aku katakan carilah bahagiamu disana. Bahagia yang begitu kamu idamkan hingga singgah terus menerus pada tempat yang salah. Andai saja kamu tahu aku bertahan karena apa?  Karena aku tak ingin kamu kembali pada dunia yang salah. Gelap tak berarah sebab hatimu mulai sepi.  Bukan aku merasa baik, bahkan sok paling baik. Bukan itu. Aku hanya berusaha membawamu ke jalan yang menurutku baik. Setidaknya aku yang tak baik ini bisa menahan langkahmu. Aku hanya ingin kau menjadi baik. Sebab orang sepertimu tak layak berada di kegelapan. Kau penuh cahaya, selayaknya begitu. 

Namun kini bila rasanya aku terlalu keras. Aku hanya berusaha melangkah bersamamu. Siapa tahu kita bisa sama sama menjadi manusia yang lebih baik. 
Jangan lagi seperti itu caranya..  aku jauh lebih membenci cara manusia tak amanah dan jujur. 

Kau harus katakan sesuatu saja yang rasanya akan aku pahami. 
Contoh " aku ingin berbahagia. Tanpamu."

Ah rasanya, menyakitkan bukan? Tapi kau masih menjadi  lelaki yang jujur. Aku hanya ingin kau menjadi lelaki yang baik dan bercahaya sebab sepantasnya kamu begitu. 

Namun kini semua sia sia..  maka dari itu carilah bahagiamu sendiri dan disana. 


#30dwc20

Jumat, 04 Maret 2016

Bila Ini

Ada rindu di balik namanya ..
Jangan takut bila aku tiba tiba menghilang tanpa sebab, Tuan.
Mungkin aku sedang menikmati senja sore hari sendirian.
Sebab kau tak bisa menemani.
 Sebab tak perlu bilang ada rindu dibalik namanya.

Jangan ragu untuk mencari.
Sebab kau pasti tahu kemana langkahku mengiring.
Kau tahu siapa aku, bukan?
Tak banyak tempat yang membuat aku nyaman.
Selain sepi dan jauh dari kebisingan.

Tuan, bila aku tiba tiba diam.
Jangan takut lantas ikut diam seakan tak peduli.
Kamu perlu tahu aku rindu tapi sekali lagi jangan sampai melupakan aku disini.
Mungkin aku saat itu hanya ingin di goda sedikit.
Terkadang perempuan hanya ingin dipuja.

Bila aku mulai memandang yang lain.
Jangan gelisah, aku hanya sedang menikmati dunia luar yang berbeda rasanya , ketika disampingmu.

Ah, Tuan kau tak perlu kepayahan bila aku tak ada.

Kamis, 03 Maret 2016

Teduhku Hilang

Senyumannya sudah tidak meneduhkan ..

Ada yang salah dengan ini! Aku masih terus berteriak sendirian. Menghempas Resah yang terus dan terus membuat kebingungan. Aku jelas tahu ini ada kesalahan. Tapi apa yang membuatnya begini?!  Hatiku Tenang tetapi logikaku terus mengeras tanpa arah. Ia tak mau ambil pusing dengan keadaan yang mulai kacau. Hatiku mengiba, mengendap lara dengan tumpukan ilusi yang ntah bermunculan beriringan tak mau sabar. Diam aku meratap, ketika kepala mulai pusing menahan gejolak kemarahan pada diri Sendiri.

"Apa yang terjadi?." suaranya perlahan membuka nyataku.
"Tidak ada," jawabku sesingkat mungkin.
"Bagaimana kabarmu?" katanya lagi, aku rasa pertanyaan ini memang untuk basa basi.
"Alhamdulilah, sepertinya baik." kataku masih mencoba mencari Sesuatu yang hilang.

Perbicaraan dingin antara kenalan lama yang sudah sangat lama tidak bertemu. Bahkan secangkir kopi di atas meja benar benar kehilangan kehangatannya dimakan dingin antara aku dan dia. Hingga pembicaraan jatuh pada titik kritis yang sejak tadi begitu aku hindari.

"Aku dengar kamu belum menikah, Rin?" pertanyaan macam apa yang lelaki ini keluarkan. Bahkan membuat gejolak perutku meronta

Aku diam, dia tahu betul kebiasaan ini. Kebiasaan diam ketika aku tak suka arah pembicaraannya.

"Maafkan aku karena datang, aku ingin melamarmu lagi. Bukankah aku masih begitu menantimu?"

Sekali lagi aku diam. Memandang lurus ke arah mata lelaki itu, memandang tarikan bibirnya yang membuat lengkung sempurna, memandang kumis tipis yang menghiasi wajahnya lalu alis tebal dengan dagu sempurna membentuk kekar bentuk wajahnya. Lalu, selama waktu yang Tuhan beri mengapa tak juga ku temukan yang hilang. Sebenanrnya apa yang tejadi? Dimana perasaan itu, perasaan yang dulu begitu dalam.

"Kesalahan apa yang aku buat, Rin?" kembali ia bertanya dengan suara rendah.

Aku diam sejenak, menelaah kembali pertanyaan itu untuk membawa ke sensorikku. Tidak ada jawaban yang bisa aku berikan padanya. Sebab diriku sendiri tak mengerti lagi. Kemana perasaan itu. Kemana perasaan yang selalu merasa teduh ktika memandang senyumnya. Apakah sebab waktu, atau memang Tuhan yang membalikan hatiku? .
"Tidak kutemukan lagi keteduhan dalam senyummu" kalimat itu terlepas begitu saja tanpa aba aba dari otakku.
Kali ini raut wajahnya berubah pias, membuatnya diam. Apakah ia kecewa telah membuat dirinya menunggu sekian lama tanpa mendapatkan apa apa.

"Baiklah, bila itu memang kemauanmu dan takdir Tuhan aku akan coba ikhlas terima. Semoga kau temukan seseorang yang mampu menjadi imam terbaikmu. Aku permisi, Rin. Assalamu'alaikum."

Hatiku tetap keras .
"Iya, walaikumssalam."

Tiba tiba nada pesan di handphoneku berbunyi.
"Aku akan menemui ayahmu untuk berpamitan. Sebab aku pernah berjanji untuk melamarmu ketika telah ku perbaiki. Aku pernah ditolak sebab belum pantas menjadi imammu ketika untuk menjadi imam diriku sendiri aku belum bisa. Tetapi janji adalah janji. Biarkan aku menemui beliau untuk menjelaskan ini. Aku tidak akan memaksamu,Rin."

Aku terdiam, kakiku melemas ntah apa yang membuatnya. Lelaki itu masih begitu amanah walau aku tahu hatinya sedang kecewa. Lantas apakah aku harus menolak ketika Tuhan saja telah menghadirkan lelaki amanah itu. Tuhan, Maha memiliki hati dengan segala bentuknya membolak balikan hati . dalam seperkian menit rasa itu membludak ketika aku mulai merasakan mati rasa pada hatiku sebab sendiri.



#30dwc18