Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Kamis, 25 Juni 2015

Si Kaos Kaki



Perjalanan itu sebuah keberanian kepada siapa pun yang memiliki kebesaran hati untuk lebih baik. Kali ini mungkin berada di telapak tangan takdirku. Memang sulit ketika melepaskan sesuatu yang sama sekali belum pernah dimiliki. Membiarkannya hilang bersama harapan-harapan yang baru, seperti aku dan kamu. Bila di ingat bersama kita pernah berjalan bersama sebagai seorang yang bisa di andalkan satu dan yang lain. Aku pintar bermusik tetapi buta dalam olah vokal, sedang kamu pandai bernyanyi dengan suara yang sangat merdu. Kita terbiasa berbagi dalam hal apa pun, hubungan kita sebatas saling mengimbangi. Aku senang ketika berada tepat di dekatmu sebab akan ada banyak hal yang tadinya tidak mungkin dilakukan menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan. Kamu pintar berhitung dengan kepala hebat, tetapi soal mengarang tentu aku jagonya. Kamu ingat? Ketika kita sama-sama mencari tahu tentang apa sebenarnya kata persahabatan? Yang aku tahu itu adalah kamu. Dulu perjalanan kita seperti sepasang kaos kaki yang harus sewarna dan jangan sampai norak. Tidak mungkin kan? Kaki kanan dengan warna merah lalu kaki kiri dengan warna kuning? Tidak mecing nantinya. Itulah kita, selalu berjalan serasi sebab tujuan kita sama-sama untuk mencari keberhasilan. Tapi itu semua dulu. 

                Semakin hari kita bertumbuh dewasa, masing-masing memahami diri sendiri. Apa yang sebenarnya tujuan dan memaknai hidup. Jalan kita mulai berubah, tidak searah dan tidak sama-sama melengkapi lagi. Aku mulai keilangan sosok kamu yang selalu menjadi hal menyenangkan setiap ada kedekatan. Kenapa kita bisa saling menghilang? Bukannya persahabatan hal yang abadi? Mungkin kamu sibuk dengan dunia logaritmamu sedang aku sibuk dengan dunia bukuku. Itulah kita sekarang, memiliki jalan cerita yang berbeda. Perlahan namun pasti kita sama-sama melupakan, bila bertemu hanya sekedarnya saja. Saling sapa untuk berbasa-basi, tidak ada lagi kaos kaki serasi. Kita lebih mirip, sepatu dengan merek berbeda saling meninggikan kualitas untuk dipandang. Itulah yang aku fikirkan tentang kita ketika usia sudah beranjak dewasa, hingga suatu sore kala itu ada yang berbeda. Kamu kembali datang, bersama seseorang yang aku kenal. Dia adalah Ayahmu bukan? Mana mungkin aku lupa sosok yang berulang kali aku jumpai ketika dulu kita bermain bersama. Pada akhirnya aku mulai menyadari kita memilih jalan yang berbeda namun dengan tujuan yang sama. Untuk bersama. 

                Hari kamu datang bersama seseorang itu, dimana sebuah percakapan serius yang membuat aku mengerti dengan namanya takdir. Tidak perlu rasanya kita selalu berjalan bersama, bila telah di tetapkan semua akan berjalan sesuai takdir. Seperti itulah, aku dan kamu. Berawal dari sebuah rasa kehilangan tanpa janji-janji namun bertepat pada kata pasti. Aku menamainya cinta kehilangan, biarkan ia sejenak menghilang untuk meninggikan kualitas masing-masing memantaskan diri. Sebab pada akhirnya yang tertulis akan tetap tinggal meski dia jauh pergi walau sampai mengelilingi dunia sekali pun. Tuhan, memiliki banyak cara mempertemukan yang tertulis. Seperti aku dan kamu, si kaos kaki serasi.

Minggu, 14 Juni 2015

Sebab Ia
















Banyak hal yang tidak pernah kita tahu ujungnya seperti apa. Entah itu akan membahagiakan atau menyedihkan, kita tidak akan pernah tahu sebab diri kita masing-masing hanyalah makhluk untuk menjalankan sekenario dari Sang Maha Pencipta. Seperti layaknya burung kecil yang sedang mempelajari banyak hal di dunianya. Seperti itulah kita di dunia. tidak pernah kita mengerti sejatinya mengapa kita diberi kesempatan untuk hidup. Apakah hanya untuk memadatkan manusia di bumi? atau kita memang harus menemukan sesuatu yang benar-benar berarti di hidup masing-masing di sini.

Namun, terlalu banyak lupa yang melekat dalam diri atau sengaja melupakan hal-hal penting. kita lupa siapa yang menjadikan kehidupan? hingga kita sombong melangkah penuh angkuh belagak paling hebat sendiri. Tetapi, kita masih di persilahkan untuk menjalankan aktivitas dengan baik. 
Itulah Tuhan.

"Sebab Ia Maha Pemaaf."

Tidak peduli bagaimana lupanya kita bahwa Ia lah yang memberi roh hidup, Tuhan akan selalu memaafkan terus menerus.

"Sebab Ia Maha Pengasih."

Memberi rasa sayang tidak ada taranya, sebab bila tak sayang mudah untuknya menghancurkan kita umat manusia dengan " Kun Fayakun ". Dia menghendaki melakukan sesuatu maka Dia akan melakukannya dan apabila Ia enggan melakukan maka Dia tidak akan pernah menjadikannya. Manusia selalu lupa dengan Dzat yang Maha Kuasa. 

"Sebab Ia adalah ALLAH." 

Tiada Tuhan selain Allah, Karena sesungguhnya dalam waktu yang sesaat bagi kita. Allah maha Kuasa menciptakan segala sesuatu yang tidak terhitung jumlahnya. Deburan ombak di lautan, rontoknya dedaunan, tetesan setiap jatuhnya air hujan, kelahiran bayi manusia, kelahiran setiap hewan, hingga kematian, serta seluruh pristiwa yang terjadi di semesta dunia dan akhirat. Semua itu adalah hal-hal yang telah dkehendaki oleh Allah. Sebab Ia Maha Esa. 




Minggu, 07 Juni 2015

Pintu Rumah

Malam selalu menjadi potret sepi yang aku biarkan memenuhi setiap selaksa. Tidak peduli seramai apa di luar sana, sesibuk apa orang-orang bercengkrama. Sama sekali aku tidak mempedulikannya, sebab aku punya dunia sendiri yang sama sekali belum pernah siapa pun bisa menembusnya. Mungkin banyak suara di luar sana, kenapa pintunya terlalu rapat di tutup bahkan di rantai, gembok, kunci berkali-kali agar tidak satu pun orang bisa memasuki dengan seenaknya. Aku tidak suka orang asing mengusik daerah rahasia, banyak orang yang ingin masuk tetapi tidak mampu menunjukan pantas tidaknya ia dibiarkan masuk. Aku jelas tidak mau rumah itu dikotori, sampai di rusak tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Pintu Rumah ini biarlah tertutup, aku tidak ingin membukanya untuk siapa-siapa sebab aku benci orang asing. Aku menyukai kehidupanku sendiri, tidak terganggu oleh orang-orang yang tidak mengenal baik diri ku. aku membutuhkan diriku sendiri.
Tetapi aku merasa heran dengan banyak orang yang terkadang datang mengetuk untuk sekedar menyapa atau mencoba masuk tetapi mereka tidak pernah mengenal bagaimana pemilik rumah.
Bila ingin masuk seharusnya bisa menunjukan ia pantas untuk masuk, bukan mengumbar kepada semua orang bahwa ia ingin masuk. Aku membenci hal-hal norak seperti itu. Tidak butuh setangkai bunga mawar berwarna merah menyala atau sebatang cokelat dengan harga mahal. Aku hanya butuh rasa percaya untuk seseorang itu. Tidak butuh tampang seperti aktor-aktor korea yang punya hidung mancung dengan alis tebal. Tidak penting kehidupan mapan dengan gaya hidup bak miliyader dunia, yang penting ia mempunyai pemikiran maju untuk hidup berkualitas bukan sekedar kaya. Bisa saja yang biasa dimata manusia, adalah luar biasa dimata Tuhan kita tidak pernah tahu seperti apa Tuhan menilai.

Aku ingin rumah itu bersih dari racun-racun yang bisa menghancurkannya. Maka dari itu menjaganya adalah hal utama. tidak akan pernah bisa rumah itu mempesona kembali ketika sudah retak atau bahkan hancur, walau dikumpulkan arsitek-arsitek hebat dunia sekalipun. Rumah ini hanya untuk seseorang yang pantas dan tepat disuatu waktu. Tetapi bukan sekarang. Sebab aku masih melemparka kuncinya dilautan lepas untuk ditemukan seseorang yang akan berhasil membuka satu demi satu gembok itu. Hanya satu orang yang paling ikhlas sebab ia juga sedang mencari tempat tinggal selamanya. Takdir Tuhan tidak pernah salah.



Maka biarkan pintu rumah ini tertutup hingga waktunya tepat untuk kunci yang sesuai.