Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Rabu, 07 November 2018

Kekuatan Doa

   Aku semakin percaya pada doa doa yang kita panjatkan adalah sebuah kekuatan. Ketika apa apa yang terjadi di luar logikaku sama sekali, bahkan aku tak pernah kuasa atasnya. Aku masih terkagum kagum tentang cerita ini, kisah yang di bangun tanpa sebuah janji pengabdian pada rasa. Kamu tahu apa yang aku rasa kali ini, aku seperti bermimpi dan mimpi itu berjalan tanpa bisa aku hentikan meskipun aku sudah mulai membuka mata. Pernah aku menitipkan pada Sang Maha Cinta sebuah harapan yang begitu aku pasrahkan. Pada malam malam sepertiga malamku, tentang pengharapan seorang perempuan yang ingin ditemukan dan dijemput dengan cara yang mulia tanpa mengundang murkaNya. 

 Detik ini aku masih begitu  terpesona dengan cara Allah yang lagi-lagi di luar logika manusia. Bagaimana bisa? pertanyaan yang menurutku konyol, bila aku masih mengulangnya ketika kudapati doa doa sepertiga malamku perlahan nyata jadinya. Allah memberi kejutan padaku yang amat di luar dugaan, seseorang itu datang begitu cepat. Namun, tidak sampai di situ saja Allah membuat aku terpesona dengan caraNya mengabulkan doa hambaNya yang berpasrah. Allah memilihkan seseorang yang tidak pernah aku duga. Dia yang aku kira jauh nyatanya begitu dekat. Aku kira dia masih dalam perjalanan dengan tempat entah di mana, nyatanya dia berada disekitarku. Bukan pertemuan tak sengaja, buka pencarian panjang yang tak berujung.
 
Aku tidak pernah membayangkan akhir dari kata "menunggu" adalah kamu. 

Kamu yang berada dalam ruang lingkup sebuah pertemanan. aku masih ingat bagaimana cara kita berbicara satu dan lainnya. Tak pernah ada kata yang spesial sama sekali. sebab kita hanya sebatas pembicaraan "Bagaimana skripsimu?" 

asalkan kamu tahu , dirimu adalah sosok lelaki yang tidak pernah berada dalam kepalaku mengisi hari hari untuk menua. Sekarang, kamu ada dalam hariku setiap saat. Lucu memang tapi aku suka, suara dan senyummu kini bukan lagi hal biasa yang tidak bernilai, semua yang ada pada dirimu adalah cinta yang tak akan ada habisnya. Inilah yang di bilang kekuatan doa, bisa saja pertemuan ini karena doa doamu menyembut namaku dalam sujud bukan? 
Apapun itu tidak masalah. Aku percaya kekuatan doa pada Allah adalah kekuatan yang mampu menembus langit sekalipun.




Rabu, 31 Mei 2017

Rumah dan Tuan Petualang


Rumah bagi banyak orang adalah tempat dimana kita ingin kembali pulang. Tempat yang selalu dirindukan ketika jarak begitu jauh. Sebab sejatinya hati selalu ingin kembali ke titik awal dia pergi. Rumah sebagai penghangat dikala dingin menggigil diluar sana, lalu peneduh dikala hujan terus turun tanpa aba-aba. Banyak yang selalu ingin pulang ketika jauh berkelana, semakin jauh ia pergi semakin besar pula rasa rindu akan Rumah. Bagaimana bila Rumah itu bukan hal yang dirindukan, bukan tempat yang dinantikan ketika pergi jauh. Tidak lagi bisa menghangatkan apalagi meneduhkan bagi seseorang. Apakah masih Rumah itu menjadi tempat kembali pulang? Apakah tempat itu masih layak disebut Rumah? Apakah masih, Tuan?.

Rumah adalah hati, lalu hati adalah Rumah.

Rumah bagi hati lain bukan? Hati untuk kembali pulang ketika jauh melalang buana. Kembali pulang ketika terlalu lelah untuk berjalan, pulang ketika diluar sana tidak ditemukan kenyamanan (lagi). Namun terlalu banyak yang lupa akan Rumahnya, tempat yang sudah dijadikan Rumah. Membangunnya dengan susah payah, memerlukan usaha yang sulit hingga memperjuangkan memilikinya (dulu) tidak mengenal lelah. Lalu ketika Rumah sudah penuh kau miliki, kenapa tidak merawatnya sayang?. Kenapa kau tinggalkan tanpa menjenguknya sama sekali? Tidakkah Tuan rindu akan Rumah? .
Tuan Petualang, kemana saja kau pergi kali ini? tempat mana saja sudah merasakan jejak kakimu Tuan? Bagaimana keadaan diluar sana? Semenyenangkan apa disana, atau seindah apa suasana disana Tuan? Tidak kah mau kau sedikit bercerita tentang itu padaku. Bersama Rumah, seharusnya kau memajang foto-foto spektakuler diluar sana. Menikmati setiap gambarnya bersama Rumah, tetapi Tuan ada yang salah denganmu atau ada yang salah dengan kita sebab Rumah tak lagi menjadi hal yang membuatmu nyaman.
Tuan, bukankah aku masih Rumahmu ?
Bukannya aku masih menjadi kata “Kepulangan” yang sesungguhnya. Tuan, ku mohon katakan iya.
Tuan, aku disini masih menunggu tentang kepulangan pada Rumahmu. Menunggu cerita tentang banyak hal yang kau temui selama berpetualang.

Terlalu lama hujan dan angin membawa langkahmu pergi lalu terlalu jauh awan membawamu berkelana. Warna cat Rumahmu sudah mulai memudar.






(Tulisan kedua di bulan Ramadhan)

Senin, 15 Mei 2017

S E N J A

Senja itu banyak orang yang memakinya sebab dia datang hanya sebentar lalu menyapa tidak lama. Namun menoreh kenangan yang mungkin indah untuk beberapa orang. Aku suka senja namun aku tidak memaknainya seperti itu. Senja bagiku sesuatu yang memiliki banyak rahasia, dia datang pada waktu manusia mulai kelelahan seharian menyapa dengan langit indah. Memberi pesona yang menawan hingga bisa menghibur. Namun senja tetap akan meninggalkan pada akhirnya ketika waktunya tiba. Seingin apa ia untuk tinggal apalah daya ketika malam memaksanya pergi. Mengusir dengan kasar hingga ia tak cukup daya untuk tetap tinggal. Tapi ia akan datang lagi setiap waktu meski berkali kali malam akan terus mengusirnya. Bertubi-tubi tanpa lelah ia datang hanya untuk menemani hati-hati yang kesepian. Hati yang mengharapkan cinta yang tulus, sebab warna senja tidak pernah berbohong. Membawa warna kemerahan berharap bisa membuatmu bahagia. Senja aku ingin menjadi Senja dikala kamu kesepian, dikala kamu tidak ingin ada siapa-siapa. Aku ingin mencintaimu seperti Senja tulus, aku ingin mencintaimu seperti Senja, hanya dengan melihat kamu tersenyum. Aku akan merasa puas sebab tugasku berhasil. Aku ingin menjadi Senja, lalu bertahan meski malam selalu bertingkah kasar padanya. Menyuruhnya pergi, tapi ia hanya ingin kamu bahagia. Bahagia bersama Senja seperti bersamaku. Tidak perlu apa-apa untuk membahagiakan sebab bersamaku dirimu akan berjingga, aku ingin menjadi Senja setiap soremu. Ketika kamu kelelahan bekerja, ketika kamu mulai suntuk dengan rutinitas dan ketika kamu ingin merasakan cinta. Aku ingin selalu menjadi yang kamu nanti datang, sebab kamu begitu merindukan datangnya sore. Seperti aku yang selalu tak sabar menunggu sore untuk menyapamu. Aku ingin menjadi Senja Ketika kamu Tuan ...

Ada yang ku sesali sebab Senja akan pergi bila itu waktunya, waktu malam datang tapi dia akan kembali ketika sore. Berkali-kali kamu minta, iya aku pasti datang. Namun, semua berbeda cerita ketika kamu tidak menginginkan hadirku lagi. Ketika kamu hanya membutuhkan duniamu tanpa aku, ketika banyak hal membuatmu bahagia kecuali aku. Aku mungkin tak bisa menatap matamu lekat-lekat. Tapi aku tahu ketika mungkin warnaku mulai menjenuhkan sebab itu-itu saja. Aku Senjamu akan datang bila kamu , dan pergi ketika aku tahu itu waktunya dan mungkin kamu tidak menemukannya lagi dalam sisa soremu (lagi).

Selasa, 15 Maret 2016

Aku Mencintaimu Sebab Agamamu, Bila Agamamu Hilang Maka Hilang Juga Cintaku

Setiap manusia terlahir dengan keunggulannya masing masing..
Ada yang memang terlahir pintar dan banyak yang terlahir biasa saja. Ia merasa dirinya biasa saja tidak ada yang di banggakan. Sebenarnya bukan tidak ada sesuatu yang bisa ia banggakan hanya kadang dia lebih memilih melihat ke atas,  sehingga ia tidak memahami dirinya sendiri. Apa yang ada dalam dirinya. Sebab, Tuhan telah menciptakan manusia dengan kesempurnaannya masing-masing.  Hanya sekarang mau tidak maunya ia belajar menjadi sesuatu yang lebih baik.

Aku menuliskan tulisan ini, buka  berarti aku telah baik menasehati orang.  Aku hanya sedang berusaha baik untuk memulainya dari diri sendiri. Terkadang banyak yang tidak memahami usaha apa telah dilakukan. Bagaimana usahanya sampai pada titik ini. aku memiliki tolak ukur, memiliki sebuah cerminan diri. Bukan tentang membandingkan diri dengan cerminan itu. Hanya saja aku menggap ia memang pantas untuk dijadikan tolak ukur.

Ia, perempuan baik dengan kesempurnaan derajat yang dimiliki.
Ia,  dicintai banyak lelaki tetapi ia lah yang menentukan lelaki mana yang harus ia cintai.
Dia sholehah, setidaknya aku cukup tahu itu. Perempuan itu, perempuan sempurna yang banyak membuat iri kebanyakan perempuan tetapi rasa iri yang baik. Rasa ingin menjadi perempuan itu.

Setiap perempuan tidak bisa melarang lelaki mana pun mencintainya. Tetapi diri dia sendiri lah yang memilih untuk lelaki mana cintanya. Aku tidak suka di puji oleh banyak mata, aku tidak suka di perhatikan ketika melakukan apapun. Aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Aku hanya ingin hadir untuk orang yang ingin aku hadir.
Bukankah Tuhan telah menciptakan hati manusia?  Bukankah Tuhan memang telah memilihkan pasangan diantara kita? Lantas apa yang salah bila aku memilih mencintainya.
Jangan berdoa untuk memaksa, berdoalah untuk meminta lalu berpasrah.
Aku hanya meminta bila dia baik untuk agamaku mudahkanlah perjalanan dalam tujuannya untuk aku. Namun bila dia tidak baik untuk agamaku, semoga Tuhan segera memalingkan aku dari dia.

Aku mencintainya sebab agamanya, bila agamanya hilang maka hilang pulak cintaku. Bukankah memang seperti itu seharusnya?




#30dwc30

FINISH!  ðŸ˜ŠðŸ˜ŠðŸ˜Š

Senin, 14 Maret 2016

Kamu dan Hingga

Terimakasih pernah ada dan mengajarkan aku bagaimana rasanya menjadi istimewa..

                Kamu, seseorang yang pernah aku sebut sebagai Tuan beberapa waktu lalu. Sebab mengapa Tuan, karena letakmu begitu istimewa disini. Kamu, seseorang yang pernah aku anggap begitu istimewa hingga menatap dirimu saja sudah membuat desiran bahagia yang teramat dalam tentunya. Tetapi sekarang, aku tahu persis disini bukan kamu lagi. Sebab ada masa yang aku tinggalkan. Sesuatu yang aku paksa untuk mati, tetapi tetap mati suri. Kamu, yang dulu tega menghempaskan rasaku ketika aku benar-benar yakin bahwa ada rasa yang sama pada hatimu tentang aku. Kamu, yang dengan tega membiarkan aku sakit dengan perasaan yang tidak terbalas. Lalu kabar berita kamu sudah bersama nyonya Jelita. Aku ingin marah, bukan padamu tetapi pada diriku sendiri. Waktu itu. Mengapa ketika perasaan itu muncul dan ada masa kita bersama, kamu harus menjadi milik utuh si Nyonya Jelita. Mengapa waktuku begitu singkat, seperti dalam semalam kamu benar-benar Tuan itu. Tetapi esoknya aku yakin betul bahwa bukan kamu Tuannya.

Cerita itu sudah lama, sudah aku selipkan dalam dalam kerapuhan yang seperkian menyakitkan. Tetapi aku masih yakin, mungkin ada seseorang yang benar-benar tulus nantinya meski itu bukan kamu. Kita menjauh, aku kehilangan Bintangku. Setiap malam aku coba bangkit, tidak menunggu lagi cahayanya. Aku hapus semua yang mengingatkan aku padamu, sebab aku tidak ingin mengusik bahagiamu. Aku benar-benar melenyapkan diri dari pandanganmu. Meninggalkanmu dalam keadaan bahagia, aku sedang berusaha rela. Merelakan perasaan yang di buang sia-sia. Kala itu aku bangkit seorang diri, mempercayakan Tuhan akan menghadirkan sosok lain dalam balutan ketulusan.

Hingga, suatu malam kamu datang membawa senyum yang berebeda. Bercerita tentang Nyonyamu, memanjakan aku dengan suaramu. Kamu tahu betapa relung hati yang lama tenggelam terusik? Bagaimana perasaan yang sudah ku buat mati, ia seakan ingin mati suri. Bangun dari tidur panjangnya. Aku merasa istimewa, merasakan masakan dari tanganmu. Mendengar lembut suaramu, melihat senyuman manismu lalu aku terlena. Aku ingin memiliki kisah ini, meskipun aku tahu tidak ada lagi perasaan yang akan sama. Sebab aku sedang membatasi diri untuk tidak jatuh dibuat cinta olehmu. Sebab kamu masih menyimpan sosok Nyonyamu. Aku tidak akan pernah mendapatkan hatimu, beribu alasan pun kamu buat. Aku tidak akan ingin menjadi hal itu, meski aku merasa istimewa. Ternyata perasaan itu tidak sebelah tangan.


Lalu, aku mengeras. Mematikan hatiku, membuatnya lebih keras. Menganggapmu hanya sekedar meski aku ingin lebih tetapi tidak! Aku harus lebih kokoh dari sebelumnya. aku hanya kelelahan disalahkan, padahal aku hanya ingin meras sesuatu yang dulu belum pernah aku rasakan. tetapi aku paham betul waktu ada kesalahan. aku harus lebih keras pada diriku.
Hingga kamu menyadari aku sedang berlaku jahat pada hatimu. Kini kamu kembali pergi dan pergi. Lalu aku kembali membenamkan hati, sebab padamu tidak akan ada cinta yang sama meski aku ingin. Aku hanya menunggu Tuan yang sesungguhnya. 




#30DWC29 :)

Sabtu, 12 Maret 2016

Menyimpan Rasa


Banyak hal yang tidak perlu diketahui oleh banyak orang, cukup kita simpan seorang diri. Termasuk tentang hati, tidak perlu rasanya mengumbar kesana kesini toh orang lain tidak akan peduli mereka terkadang malah merasa benci melihat tingkah kita yang terlalu berlebihan. Meski hanya diri sendiri yang tau jangan salah, sebab ada Dzat yang Maha Segalanya jauh lebih memahami ketimbang diri kita sendiri. Tentang hati dan perasaan, jadi jangan mengumbar pada khayalak ramai. Cukup adukan saja pada Sang Maha Cinta siapa yang sedang berada dalam hati. Itu jauh lebih bermanfaat dari pada mengumbar banyak hal malah membuat keburukan.

Mendoakan tetaplah menjadi cara terbaik bagi para pemendam rasa untuk menyampaikan rindu, mau beribu kata tertulis di akun sosial media ingatlah itu bukan untuk orang yang kita tuju melainkan memamerkan untuk dinikmati orang lain.
Kali ini aku mengerti bagaimana mencintai dengan diam itu. Aku tersenyum ketika mengingat namanya, walau aku tidak mau ia terlalu dekat denganku. Meskipun jarak kita begitu jauh ada rasa begitu dekat sebab ada hal yang lebih utama dari sebuah pertemuan. Tuan, mungkin kita tidak pernah bertemu. Sudah sangat lama rasanya, tetapi aku selalu percaya ada rahasia yang sedang disiapkan Tuhan untuk kita.

Menunggu tulisanmu saja, aku sudah bahagia. Sebab dengan tulisan dan membacanya aku tahu apa yang sedang kamu lakukan. Sekarang aku tahu kamu yang begitu jauh disana bila dalam logika manusia, tidak akan pernah jalur kita dipertemukan. Tetapi bila Tuhan sudah berkehendak tidak pernah ada yang tak mungkin.


Aku sedang percaya.



Percaya pada takdir yang manis, percaya pada kisah seromantis itu. Sebuah kisah sederhana yang menyenangkan. 
Untuk kita yang sedang mendoakan seseorang diam-diam, sebab ada rasa yang tersimpan diam-diam. semoga semesta mengaminkan sehingga ada kabar gembira nantinya.



#30DWC28

Jumat, 11 Maret 2016

Fatimah Lalu Khadijahmu

Mungkin aku tidak bisa menjadi Fatimah untukmu. Gadis suci penyimpan rasa sampai pada batas sepi. Mungkin aku tak bisa menyembunyikan cinta dari siapa pun, menjagamu dalam dalam atau menjaga hati agar tak siapa pun berani datang. Mungkin aku telah gagal menjadi Fatimah untuk Ali. Sejak dulu begitu aku dambakan kisah romantis mereka, yang sejak dulu aku tanamkan dalam hati bahwa aku ingin menjadi sosok perempuan itu. Tetapi, ketika aku tahu begitu sulit mungkin aku terlalu payah melawan hati yang sekali lagi rapuh pada perasaan.

Maafkan ,  jika menjadi Fatimah aku tak mampu. Sebab sejatinya aku hanya seorang perempuan biasa yang sedang menyimpan rasa. Meski aku ingin sekali menjadi Fatimahmu, kini aku sudah gagal.

Tapi, bisa kah aku menjadi Khadijahmu. Menemani apapun yang akan kau lakukan kelak. Bisakah aku mencoba menjadi Khadijah, perempuan mulai yang setia pada lelakinya? Menemani hingga masa tersulit sampai ia di cintai begitu sangat.
Aku berusaha menjadi Khadijah, tak akan mungkin aku samai kemuliaannya. Aku hanya ingin menjaga hati seperti Khadijah. Memberi dukungan terbaik pada lelakinya.
Khadijah namanya, perempuan dengan kelembutan. Perempuan yang begitu dicintai seorang Baginda Nabi, mengambil hati Baginda Nabi.

Andai aku sudah tak mampu menyimpan hati layaknya Fatimah.
Aku ingin mengusahakan hatiku sebening Khadijah, sesetia beliau.
Aku ingin belajar, meski tak mungkin menyamainya.
Aku hanya ingin belajar ..



#30DWC26