Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Minggu, 07 Juni 2015

Pintu Rumah

Malam selalu menjadi potret sepi yang aku biarkan memenuhi setiap selaksa. Tidak peduli seramai apa di luar sana, sesibuk apa orang-orang bercengkrama. Sama sekali aku tidak mempedulikannya, sebab aku punya dunia sendiri yang sama sekali belum pernah siapa pun bisa menembusnya. Mungkin banyak suara di luar sana, kenapa pintunya terlalu rapat di tutup bahkan di rantai, gembok, kunci berkali-kali agar tidak satu pun orang bisa memasuki dengan seenaknya. Aku tidak suka orang asing mengusik daerah rahasia, banyak orang yang ingin masuk tetapi tidak mampu menunjukan pantas tidaknya ia dibiarkan masuk. Aku jelas tidak mau rumah itu dikotori, sampai di rusak tangan-tangan tidak bertanggung jawab.
Pintu Rumah ini biarlah tertutup, aku tidak ingin membukanya untuk siapa-siapa sebab aku benci orang asing. Aku menyukai kehidupanku sendiri, tidak terganggu oleh orang-orang yang tidak mengenal baik diri ku. aku membutuhkan diriku sendiri.
Tetapi aku merasa heran dengan banyak orang yang terkadang datang mengetuk untuk sekedar menyapa atau mencoba masuk tetapi mereka tidak pernah mengenal bagaimana pemilik rumah.
Bila ingin masuk seharusnya bisa menunjukan ia pantas untuk masuk, bukan mengumbar kepada semua orang bahwa ia ingin masuk. Aku membenci hal-hal norak seperti itu. Tidak butuh setangkai bunga mawar berwarna merah menyala atau sebatang cokelat dengan harga mahal. Aku hanya butuh rasa percaya untuk seseorang itu. Tidak butuh tampang seperti aktor-aktor korea yang punya hidung mancung dengan alis tebal. Tidak penting kehidupan mapan dengan gaya hidup bak miliyader dunia, yang penting ia mempunyai pemikiran maju untuk hidup berkualitas bukan sekedar kaya. Bisa saja yang biasa dimata manusia, adalah luar biasa dimata Tuhan kita tidak pernah tahu seperti apa Tuhan menilai.

Aku ingin rumah itu bersih dari racun-racun yang bisa menghancurkannya. Maka dari itu menjaganya adalah hal utama. tidak akan pernah bisa rumah itu mempesona kembali ketika sudah retak atau bahkan hancur, walau dikumpulkan arsitek-arsitek hebat dunia sekalipun. Rumah ini hanya untuk seseorang yang pantas dan tepat disuatu waktu. Tetapi bukan sekarang. Sebab aku masih melemparka kuncinya dilautan lepas untuk ditemukan seseorang yang akan berhasil membuka satu demi satu gembok itu. Hanya satu orang yang paling ikhlas sebab ia juga sedang mencari tempat tinggal selamanya. Takdir Tuhan tidak pernah salah.



Maka biarkan pintu rumah ini tertutup hingga waktunya tepat untuk kunci yang sesuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar