Assalamualaikum suamiku (seseorang kelak yang aku panggil dengan
sebutan itu)
Bagaimana kabarmu
pagi ini? Bagaimana dengan tidurmu malam tadi? Nyenyak kah?. Semoga saja
seperti itu, aku tidak mau kamu kelelahan. Jaga kesehatanmu sayang, apakah
istrimu (aku beberapa tahun yang akan datang) menjaga kamu dengan baik? Aku
yakin dia selalu menjaga kamu dengan baik. Mungkin, ketika surat ini sampai
ditanganmu dan sudah kamu baca. Aku sudah terbiasa setiap pagi membuatkan teh
hangat dan sarapan untuk keluarga kia. Aku sudah terbiasa merapikan dasimu saat
dasi itu tidak rapi, atau aku sudah terbiasa dengan tangisan kecil dari
bidadari dan pengeran kecil kita? Aku tidak bisa membayangkan lucunya pagi hari
kita kelak sayang.
Sayang, ini surat
pertama untukmu, meski pun aku belum tau siapa kamu saat ini. Tapi aku ingin,
menulis surat ini dengan cinta. Kamu mau kan membaca surat cinta ini?. Sayang, Aku
tidak ingin waktuku terbuang sia-sia karena kelalaian. Aku ingin bercerita
kepadamu, kuliah itu sulit sayang, aku harus mati-matian mempertahankan nilai
yang di sebut IP itu. Mata panda selalu menghiasi ketika ujian akhir akan
datang. Aku takut mengecewakan kedua orang tua, aku selalu ketakutan. Sudahlah,
aku menulis surat ini bukan untuk berkeluh kesah tentang hal yang harus kamu
ketahui.
Kekasihku(kelak),
kamu tahu disini sangat sepi, aku sendirian. Hanya beberapa buku menemani
keseharian dan malamku. Kamu tahu? Setiap malam aku membayangkan seseorang yang
akan menemani hidupku. Tapi, selalu gagal. Aku tidak bisa menemukan sosok
seperti apa yang akan datang. Tapi aku yakin. kamu, pasti datang. Sekarang,
kamu sedang menemaniku bukan?.
Hei, tampan. Ada yang
ingin aku katakan sekarang. Maafkan aku sayang, kalau nanti aku belum bisa
menjadi seseorang yang kamu banggakan. Tapi aku sekarang sedang berusaha
memperbaiki diri. Aku akan memeberi tahu rahasia tentang seseorang yang sedang
mendampingimu, ini rahasia.
Kamu harus tahu seseorang yang sedang
mendampingimu itu perempuan yang lemah tapi gengsinya sangat tinggi untuk
memberi tahu kalau dia lemah. Tolong jaga perempuan lemah itu. Buatlah dia
selalu merasa di butuhkan, karena hanya itu yang membuat dia bahagia berada di
sampingmu. Sayang, maafkan perempuan di sampingmu itu, jika dia selalu membuat
kesalahan kecil yang menurutmu tindakan konyol. Sabar, dia memang sedikit
ceroboh tapi aku yakin dia selalu berusaha untuk terlihat baik di hadapanmu.
Aku minta tegur dia dengan kebijaksanaanmu, jangan terlalu keras nanti hatinya
hancur tapi jangan terlalu memanjakannya nanti dia rusak. Bersikaplah
sewajarnya, menjadi seorang lelaki yang semestinya. Dia itu perempuan keras
kepala yang pernah aku kenal, bahkan aku sendiri tidak mengerti dirinya. Jika
dia sedang marah, dengarkan ucapannya jangan kamu balas dengan kemarahan. Dia
itu perempuan sok dewasa, sok mandiri dan pasti terlihat tidak membutuhkanmu.
Jangan salah sangka, dia hanya terbiasa melakukan apa pun sendiri agar tidak
menyusahkan orang lain. Jadi wajar saja dia belum terbiasa, tapi sejujurnya dia
membutuhkan mu. Amat membutuhkan kehadiranmu.
Sayang, kalau kamu
tidak bisa melihat dia yang modis seperti perempuan-perempuan lain. Terima dia,
perempuan berhati lemah itu memang jauh dari kata modis. Dia terlalu sederhana
di bandingkan perempuan lain. Dia lebih menyukai berlama-lama di depan laptop
sambil merangkai kata ketimbang berlama-lama mempercantik diri untukmu. Maklumi
dia, tetapi jangan ragukan kesetiaannya dan cintanya. Dia, akan memberikan
kasih sayang seutuhnya pada keluarga kecilmu. Sayang, maafkan semua kekurangan
dia saat bersamamu, dia benar-benar sedang berusaha menjadi yang terbaik. Dulu
dia tidak pandai memasak, masak telur saja gosong. Saat di sampingmu dia sudah
berusaha menjadi juru masak yang hebat. Hargai usahanya, karena hanya dengan
penghargaan darimu. Keringat dan lelahnya akan hilang seketika. Aku percayakan
perempuan berhati lemah ini padamu.
Sayang, aku lelah.
Semoga surat ini sampai di tanganmu suamiku. Dari perempuan yang sekarang sudah
membuatkan teh hangat di pagi harimu.
Salam Cinta,
Andina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar