Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Selasa, 17 Februari 2015

Sendiri



Sendiri, apa enaknya sendiri tanpa seorang teman? Jika kamu ingin sendiri . aku beri saran urungkan niatmu. Tidak ada yang enak dengan sepi dan sunyi. Bagaimana pun sendiri itu menyakitkan tanpa siapa-siapa yang bisa kau andalkan.

Aku lelah sendiri, hanya di temani ponsel yang sudah lawas ini. Aku ingin di temani berbagi segala apa yang aku rasakan selama ini. Aku ingin menangis di depan seseorang agar ia tau betapa rapuhnya aku. Aku ingin merengek agar seseorang tau aku ingin di pedulikan. Aku ingin berteriak agar seseorang mendengar ku. Agar mereka mendengar bahwa aku ada disini.

Malam ini aku menangis sendirian di kamar yang sumpek ini. Aku lelah harus belagak tangguh dengan semua ini. Aku ingin berhenti sejenak untuk memberi pasokan tenagaku kembali. Aku masih membutuhkan untuk di lindungi dari tangan pria yang membimbingku dan mengajariku banyak hal, aku masih membutuhkan bapak di sisiku. Walau aku sering kali berusaha sekuat mungkin untuk tidak membuatnya khawatir tentang kesendiranku. Terkadang, aku harus menahan tangis ketika kami berbagi cerita melalui telepon. Aku iri terhadap teman-teman yang merasakan omelan bapaknya.  aku, bahkan samar-samar mengingat wajah bapak terakhir kali perjumpaan.

Aku masih membutuhkan sosok mama untuk menjadi tempat aku mengadu dan menangis setiap kebimbangan datang. Aku juga masih membutuhkan pelukannya setiap kegagalan muncul di langkahku. Aku ingin merasakan belaian tangannya bersentuhan dengar kepalaku. Aku masih membutuhkan mama untuk megajari aku memasak, masakanku selalu gosong dan rasanya pun ala kadarnya. Aku terkadang menangis di malam hari setiap aku merindukannya, aku selalu bertanya pada Tuhan. Kapan aku bisa memeluknya lagi? Aku rindu senyum hangatnya. Bahkan aku juga lupa rasanya masakan seorang mama. Hehh, aku ingin tertawa.

Malam ini, aku kesepian. Aku tidak mau sendiri, begitu banyak masalah hari ini. Aku membutuhkanmu, iya kamu. Seseorang yang sudah bertahun-tahun aku kenal. Sejak kita masih memakai seragam putih abu-abu. Kamu, gadis berjilbab yang baik hati dan manis. Aku bahkan tidak sadar memiliki rasa sayang begitu dalam padamu. Aku merasakan ini lebih dari sebuah ikatan bernamakan persahabatan. Aku bahkan menyayangimu lebih dari diriku sendiri. Tapi, aku merasa itu hanya perasaan sebelah tangan. Aku rasa kamu hanya menganggapku seorang teman seperti gadis-gadis lainnya. 

Aku ingat ketika kamu menangis, bercerita tentang lelaki yang telah membuat hatimu sakit. Betapa marahnya aku pada orang itu, aku bahkan membenci hingga saat ini. Aku membenci gadis yang melukai hatimu juga. Aku menangis setiap merasakan sakitnya. Aku ingat ketika kamu memarahiku hinggakamu tidak menegurku. Mungkin saat itu, sesuatu membuat aku bodoh.

Tidak terasa waktu berjalan cepat, sekarang kita tumbuh menjadi perempuan dewasa dengan cita-cita yang berbeda. Kamu ingin menjadi insinyur dan aku ingin menjadi seorang pengusaha. Semoga langkah kita di beri kemudahan. 

Waktu bukan hanya mengubah penampilan tetapi hatimu juga. Aku bahkan tidak mengenalimu yang sekarang. Kamu tahu rasanya ingin menghabiskan waktu dengan seseorang yang sama sekali melupakan kita? Itu yang aku rasakan sekarang. Aku lupa kamu sedang menikmati waktu bersama dunia baru, seorang pria yang katanya baik. Beberapa teman di dunia barumu yang jauh lebih update ketimbang aku yang kampungan. Ah, aku lupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar