Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Kamis, 03 Desember 2015

#DiaryCInta : Episode Lepas

Inilah waktunya aku mengemas ulang hati. Maka saatnya aku untuk kembali memeriksa ulang diri. Tuan, inilah saatnya aku pergi. Karena aku mulai merasa tak pantas berada disini. Bukan sebab aku saja namun sebab semuanya. Bukan karena aku tak mau lagi menemanimu pula.

Barangkali memang bukan aku yang selama ini kau rapal dalam doa. Barangkali memang bukan aku yang kau rencanakan dalam masa depanmu. Seharusnya dari awal aku sadar siapa sebenarnya aku. Bukan malah terbuai terlalu jauh dalam dekatmu, hingga aku melupakan hal yang penting siapa aku. Tuan, mungkin selama ini aku terlalu banyak merampas dan mengganggu waktumu. Hanya untuk sekedar memuaskan rinduku saja. Rindu yang sudah lama tidak pernah bertuan.

Tuan .. aku mencintaimu tapi kenapa begitu banyak hambatan ..

Tuan aku ingin bersamamu .. tetapi kenapa bukan hanya aku yang disana ..

Tuan aku berharap bisa membawamu dalam mimpiku.. tapi mengapa semesta menghancurkannya dengan tanganmu ..

Tuan, pesanku kau harus bahagia. Meski nantinya bukan aku lagi yang menjadi alasannya. Aku yakin sekali kalimat ini terlihat begitu munafik, benar saja aku tak akan bisa rela melihatmu bahagia selain denganku. Tetapi Tuan, kau tahu siapa aku. Aku hanyalah seseorang yang ingin melihatmu bahagia. Tak kesepian, apalagi melihatmu menangis.

Bila tanpanya hatimu begitu berat, hingga membuatmu terluka dan menangis. Jangan Tuan, aku tak ingin melihatmu menangis demi apapun itu.

Tuan, baik-baiklah disana bersama nyonyamu itu. Nyonya cerdasmu, yang telah tak sengaja aku rampas bahagianya. Sebab kesempatan tak pernah datang untuk kedua kalinya Tuan. Aku tak ingin kehilangan kesempatan, aku ingin bersamamu kala itu. Nyonya yang telah mengizinkan aku sejenak merasakan arti hadirmu dengan terpaksa mungkin.

Tuan, kini berbaliklah jangan kau bimbang kembali. Aku tak apa Tuan, asalkan kamu bisa tak menangis. Aku tak suka melihatmu menangis, aku tak suka melihatmu kebingungan, aku tak suka melihatmu bersedih.

Kesempatan itu bukan untukmu, melainkan untuk aku yang ingin mempercayai bahwa aku benar-benar berarti untukmu. Namun kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan.

Kau tak perlu takut bagaimana bentuk lukaku. Perih itu urusanku, seperti rasa sukaku itu urusanku. Akan aku cari sendiri bagaimana cara menyembuhkannya.

Tuan, malam ini untukmu ku rapalkan agar doa terbaikku melangit. Bila di sampingmu Tuhan tidak mengizinkan aku.

Maka cukup ingat, aku sebagai seorang yang begitu mencintaimu. Seseorang yang pernah berjuang untukmu. Sampai akhirnya aku harus mengalah karena aku tahu tidak semua ingin ini takdir yang di restui.

Aku bahagia Tuan, pernah menjadi alasanmu utuk berbahagia meski tidak seberapa lama.


Tersenyumlah, ketika kau ingat nona kecil dengan ribuan permen kecil ditangannya pernah mencoba memaniskan duniamu.





#LaguLepas







Tidak ada komentar:

Posting Komentar