Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Rabu, 23 Desember 2015

Remove : Pangeran Vespa Putih

 #Episode Suara Rindu di Kantin Bebek

           Pangeran Vespa Putih yang suka sekali menghilang ntah kemana kalau sedang di rindukan seperti ini. Hei, aku benar-benar merindukannya? Biar sajalah ku coba rindu asal tak di buat terjatuh hingga ngesot. Beberapa lalu aku benar-benar di buat kepayahan dengan dilema besar tentang lelaki bernama Arjun itu,” bukan Arjun Vio!” Kata Wulan setiap aku memanggil namanya Arjun.

“Namanya, Tian. Ti-An not Ar-Jun.” Wulan selalu mengomel setiap aku salah sebut, tapi apa pedulinya aku lebih menyukai nama Arjun sebab itulah yang membuat aku begitu mengagumi sosok Pangeranku. Duh, pipiku terasa hangat setiap mengingat lelaki itu. Oh, Tuhan maafkan hambaMu yang sedang jatuh cinta ini. Kali ini aku tidak mau lagi menjadi perempuan galau seperti teman-temanku. Biar sajalah ku nikmati perasaan ini, toh ini hatiku bukan hatinya. Cukup beberapa hari kemarin aku di buat merenung hebat, makan pun tak enak bahkan sup bebek itu terasa hambar di lidah. Menyebalkan sekali, makanan kesukaanku itu bisa terasa hambar karena hamba seperti dia. Lagi-lagi aku merasa bersalah pada Tuhan karena si Vespa itu.

“Satu sup sama es jerukny ya, bunda.” Kataku kepada bunda kantin. Kali ini tidak boleh ada yang mengganggu selera makanku, termasuk lelaki Vespa putih itu.

Beberapa menit sudah, akhirnya makanan yang sudah aku pesan telah nangkring di atas meja. Hemm, enaaaaak! Suapan pertama begitu nikmat rasanya, masa bodohlah orang mau melihat aku aneh atau kurang waras dengan ekspresi wajah yang tidak tahu seperti apanya. Asal aku bisa makan sekarang dengan nikmat tanpa gangguan siapa pun.

Tetapi diluar rencana, suapan ke empat bunda menyalakan radio. Ah, Jangan sekarang! Ingin rasanya aku berteriak seperti itu untuk menghindari sesuatu.

“Masih bersama saya Arjun Kemal menemani anda sahabat kampus, selama dua jam kedepan saya akan menemani anda dengan lagu-lagu.... blablabla.” Tepat dugaan ku, hari ini jadwal si Pangeran Vespa Putih mengudara. Tiba-tiba selera makanku seperti terserap hingga habis. Sup bebek itu berubah jadi sup kentang yang melihatnya saja sudah membuat enek.

“Bunda mengapa harus sekarang..” Lirihku sambil menelan ludah.

Ternyata aku begitu merindukan suaranya, beginilah cinta dalam diam. Diam-diam rindu, diam-diam peduli, diam-diam sakit hati. Lucu.  Tapi menyebalkan sekali kali ini kantin mulai banyak penghuni yang mengganggu ruang dengarku. “Hei, berisik!.” Ingin aku berteriak seperti itu tapi sayang yang mampu dilakukan hanya mempertajam indra pendengaranku agar bisa jelas mendengar suara Pangeran Vespa Putihku.

“Buat kamu yang pengen kirim salam dan request lagu langsung saja ke nomer 0823-4444-2424.....” sekilas tapi jelas aku mendengar waktu yang tepat untuk menyapa pangeranku. Segera ku raih handphone benda persegi panjang yang sudah bersarang laba-laba karena tak pernah aku sentuh.  Dengan ulet ku ketik setiap tombol di handphone setelahnya sambil tersenyum nyaris seperti orang tidak waras menekan tombol “Send”. Aku tak peduli, sebentar lagi pesanku akan di baca  oleh Arjun Kemal. Si ganteng Vespa Putihku.

“Ada pesan dari Nina...” Hei kalian tahu Nina itu inisial yang aku buat arusan agar tidak ketahuan, duh mau pakai inisial atau tidak tetap saja Arjun tak akan mengenaliku. Biar sajalah yang terpenting ini giliran pesanku.

“Selamat siang mas Arjun, semoga selalu sehat yah. Hari ini udaranya panas tetapi setelah denger suara mas Arjun jadi adem, hehe. Aku mau kirim pesan itu saja sih, masalah lagu apa saja pilihan mas Arjun deh aku dengerin.”  Itulah kira kira bunyi pesan yang aku kirim tadi. Pasti norak sekali, aku bahkan mendengarnya saja membuat perutku mual. Ah, semoga saja Arjunku tidak merasakannya.

“Terimakasih, buat Nina yah. Semoga selalu dalam keadaan adem walau nggak ada saya. Ini lagu khusus untuk Nina When I Wash You Man.” Katanya sambil tertawa dengan suara khas itu. Lagi lagi aku merasa meleleh.

Andai lagu itu beneran pernyataannya untuk aku, tak perlu di tanya lagi aku akan menjawab dengan cepat. “yes yes yes.”

Hari ini aku benar-benar bahagia, menikmati rindu pada Pangeran Vespa Putihku. Selamat siang, pangeranku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar