#Episode Suara Rindu di Kantin Bebek
Pangeran Vespa Putih yang
suka sekali menghilang ntah kemana kalau sedang di rindukan seperti ini. Hei,
aku benar-benar merindukannya? Biar sajalah ku coba rindu asal tak di buat
terjatuh hingga ngesot. Beberapa lalu aku benar-benar di buat kepayahan dengan
dilema besar tentang lelaki bernama Arjun itu,” bukan Arjun Vio!” Kata Wulan
setiap aku memanggil namanya Arjun.
“Namanya,
Tian. Ti-An not Ar-Jun.” Wulan selalu mengomel setiap aku salah sebut, tapi apa
pedulinya aku lebih menyukai nama Arjun sebab itulah yang membuat aku begitu
mengagumi sosok Pangeranku. Duh, pipiku terasa hangat setiap mengingat lelaki
itu. Oh, Tuhan maafkan hambaMu yang sedang jatuh cinta ini. Kali ini aku tidak
mau lagi menjadi perempuan galau seperti teman-temanku. Biar sajalah ku nikmati
perasaan ini, toh ini hatiku bukan hatinya. Cukup beberapa hari kemarin aku di
buat merenung hebat, makan pun tak enak bahkan sup bebek itu terasa hambar di
lidah. Menyebalkan sekali, makanan kesukaanku itu bisa terasa hambar karena
hamba seperti dia. Lagi-lagi aku merasa bersalah pada Tuhan karena si Vespa
itu.
“Satu
sup sama es jerukny ya, bunda.” Kataku kepada bunda kantin. Kali ini tidak
boleh ada yang mengganggu selera makanku, termasuk lelaki Vespa putih itu.
Beberapa
menit sudah, akhirnya makanan yang sudah aku pesan telah nangkring di atas
meja. Hemm, enaaaaak! Suapan pertama begitu nikmat rasanya, masa bodohlah orang
mau melihat aku aneh atau kurang waras dengan ekspresi wajah yang tidak tahu
seperti apanya. Asal aku bisa makan sekarang dengan nikmat tanpa gangguan siapa
pun.
Tetapi
diluar rencana, suapan ke empat bunda menyalakan radio. Ah, Jangan sekarang!
Ingin rasanya aku berteriak seperti itu untuk menghindari sesuatu.
“Masih
bersama saya Arjun Kemal menemani anda sahabat kampus, selama dua jam kedepan
saya akan menemani anda dengan lagu-lagu.... blablabla.” Tepat dugaan ku, hari
ini jadwal si Pangeran Vespa Putih mengudara. Tiba-tiba selera makanku seperti
terserap hingga habis. Sup bebek itu berubah jadi sup kentang yang melihatnya saja
sudah membuat enek.
“Bunda
mengapa harus sekarang..” Lirihku sambil menelan ludah.
Ternyata
aku begitu merindukan suaranya, beginilah cinta dalam diam. Diam-diam rindu,
diam-diam peduli, diam-diam sakit hati. Lucu.
Tapi menyebalkan sekali kali ini kantin mulai banyak penghuni yang
mengganggu ruang dengarku. “Hei, berisik!.” Ingin aku berteriak seperti itu
tapi sayang yang mampu dilakukan hanya mempertajam indra pendengaranku agar
bisa jelas mendengar suara Pangeran Vespa Putihku.
“Buat
kamu yang pengen kirim salam dan request lagu langsung saja ke nomer
0823-4444-2424.....” sekilas tapi jelas aku mendengar waktu yang tepat untuk
menyapa pangeranku. Segera ku raih handphone benda persegi panjang yang sudah
bersarang laba-laba karena tak pernah aku sentuh. Dengan ulet ku ketik setiap tombol di
handphone setelahnya sambil tersenyum nyaris seperti orang tidak waras menekan
tombol “Send”. Aku tak peduli, sebentar lagi pesanku akan di baca oleh Arjun Kemal. Si ganteng Vespa Putihku.
“Ada
pesan dari Nina...” Hei kalian tahu Nina itu inisial yang aku buat arusan agar
tidak ketahuan, duh mau pakai inisial atau tidak tetap saja Arjun tak akan
mengenaliku. Biar sajalah yang terpenting ini giliran pesanku.
“Selamat
siang mas Arjun, semoga selalu sehat yah. Hari ini udaranya panas tetapi
setelah denger suara mas Arjun jadi adem, hehe. Aku mau kirim pesan itu saja
sih, masalah lagu apa saja pilihan mas Arjun deh aku dengerin.” Itulah kira kira bunyi pesan yang aku kirim
tadi. Pasti norak sekali, aku bahkan mendengarnya saja membuat perutku mual. Ah,
semoga saja Arjunku tidak merasakannya.
“Terimakasih,
buat Nina yah. Semoga selalu dalam keadaan adem walau nggak ada saya. Ini lagu
khusus untuk Nina When I Wash You Man.” Katanya sambil tertawa dengan suara
khas itu. Lagi lagi aku merasa meleleh.
Andai
lagu itu beneran pernyataannya untuk aku, tak perlu di tanya lagi aku akan
menjawab dengan cepat. “yes yes yes.”
Hari
ini aku benar-benar bahagia, menikmati rindu pada Pangeran Vespa Putihku.
Selamat siang, pangeranku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar