Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Rabu, 04 November 2015

#DiaryCinta : Episode HilangKu



Langkah kita masing-masing sudah jauh. Tidak searah lagi atau bahkan sudah tak sama dalam tujuan. Namun aku belum mampu mengubah sikap, atau memalingkan wajah dari namamu. Sudah selama apa kita dipisahkan dalam jarak dan waktu. Jarak bukanlah penghalang yang tepat untuk di jadikan kesalahan, namun waktu lah yang sudah merangkak pergi. Waktuku sudah tidak bisa ku persembahkan lagi untukmu dan waktumu bukan untuk aku lagi. Aku sangat ingin mengatakan kata “iya” (lagi), namun datangmu tak juga tiba. Melihat wajahmu barang sebentar aku pun tak sudi. Tetapi aku bersumpah demi Tuhan, bahwa rasa itu masih sama.  Aku ingin menangis, namun aku tidak mau kau melihat aku menangis. Mengertilah, aku ini lelaki tidak mungkin aku menangis. Aku benci menangis, sebab aku tidak mau di anggap lemah. Namun waktu terus meminta hadirmu kembali. Hatiku menuntut untuk mendengar suaramu lagi, amarah setiap aku melakukan kesalahan. Namun kamu tetap memberi semangat dalam langkahku. Apalah dayaku, semesta terlalu kuat menyeret ragaku menjauh darimu. Tidak cukup aku meronta, melepaskan diri untuk berlari ketitik terdekatmu. Itulah gambaran, betapa aku ingin menjadi lelakimu (lagi). Aku membenci diriku, yang masih saja berharap kembali pada detik-detik itu. Detik dimana, kamu bersandar pada bahuku. Kamu menangis dalam pelukku lalu tertawa dalam ruas jariku. 

          Pada setiap detik yang aku punya, baik itu sekarang atau pun kelak. Hanya tumbuh satu pertanyaan tentangmu. Kapan kamu datang? Aku sudah cukup lama menunggu, aku sudah cukup lama bersabar menanti, aku mulai meradang menahan rindu. Kau kemana? Tidak pernah ada lagi bayangan yang selalu aku tunggu. Mungkin aku terlalu berpikir tentang detik, dimana kamu datang meminta untuk aku temani. Detik itu tidak akan pernah datang. Seharusnya aku tidak menyesali itu, membiarkanmu sendiri tanpa aku peduli. Andai saja waktu bisa ku putar jauh. Aku rindu tidak mengenal kau. Sebab ketiadaanmu aku merasakan jatuh yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bernapas menyesakkan, udara tidak lagi sama. 

         Hilang, Mungkin kau sudah berbahagia dengan lelakimu. Sedang aku masih menunggu sosokmu yang setiap hari tidak juga hilang. Aku tidak paham dengan langkahku. Aku kini telah jatuh pada lubang hitam yang tidak mau melepasku. Hilangmu membuat jiwaku terkuras. 

“Kita hanya butuh waktu.” Katamu sambil tersenyum. Bagaimana bisa kau tersenyum di kala hatiku hancur tidak karuan.

“Kita akan bersama bila Tuhan sudah berkehendak di waktu yang tepat. Kini kau hanya perlu mengerti.”

Aku terdiam ketika kalimat itu jelas dan tepat kau katakan, Hilang. Bagaimana caraku menghilangkanmu dalam kata kehilanganku.

kau mulai menghilang. Kalimat beberapa tahun yang lalu itu masih ku ingat. Kini aku tidak tahu berapa lama lagi aku harus menunggu. Tepatnya kapan aku harus datang, ketika waktu mencurimu dari sisiku.
lelaki ini bukan lagi lelaki yang begitu menantimu suatu saat nanti. Bila kau masih begitu keras kepala tidak jenuh untuk bersembunyi.  Hilang biarkan aku terlepas dari hilang, atau kau menghilang dalam hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar