Bagaimana Kalau Kamu adalah Dia
Siang ini kamu berdiri tepat di hadapanku seperti biasanya. Berbagi
cerita hingga kamu lupa waktu, bahkan jam makan siangmu. Seperti biasa, cerita
tentang seseorang yang sangat kamu kagumi. Sampai kamu lelah memperhatikannya tapi
dia tidak juga sedikitpun memperhatikan langkahmu. Kamu uring-uringan, mencoba
menganalisis segala yang ada di hadapanmu. Aku hanya bisa berdiri tegak mencoba
masuk kedalam ceritamu. Mendengarkan bahkan terkadang aku memberikan saran apa
yang harus kamu lakukan.
“ kamu lelaki, seharusnya kamu bisa lebih tegas dengan perasaanmu,
siapa dan untuk siapa kamu berdiri. Tidak lelah kamu bermain lalu terbang dan
meloncat bahkan kamu tidak tau tujuanmu melakukan itu untuk apa? “ pasti kamu
sudah menghafal kalimat itu, yang aku katakan setiap kamu bercerita tentang
gadis yang membuatmu terpesona. Kamu selalu mengatakan ini hanya sekedar
kekaguman. Lalu, kamu bilang tidak akan pernah melakukan tindakan jahat. Lalu
kamu bilang dia mengabaikanmu dan kamu kesal padanya. Lalu ...
Hati kecilku berkata, tidak berbuat jahat bagaimana ? sedangkan
kamu dengan tega membiarkan aku mendengar semua pujianmu untuk dia yang kamu
cintai. Lantas bagaimana ? nasib cinta sebelah tanganku yang harus aku urus
sendiri ini. Atau aku harus menikam semua rasaku sampai aku lupa siapa kamu dan
untuk apa kamu ada ? Namun sayang, tidak semudah itu membunuh tunas-tunas
perasaan begitu saja. Tunas-tunas itu semakin di bunuh semakin tumbuh subur dua
kali lipatnya. Lalu aku injak semakin dia mucul lagi-lagi dan lagi. Apakah itu
bukan kejahatan ? .
Kamu menginginkan dia mencintaimu memiliki perasaan sama seperti
perasaanmu bukan ? . Kamu marah-marah ketika rindu dan perhatianmu tak sampai
padanya. Lalu, bukankah itu egois sayang, ketika aku harus mencoba menimbun
rindu padamu yang ada di depan mataku.
Boleh aku bertanya sekarang, bagaimana kalau aku adalah kamu?
Apakah kamu akan mengabaikan aku seperti dia mengabaikanmu ? jawab aku sayang ?
..
Tapi bukankah kamu saja sama dengan lelaki itu. Memendam rasa, gengsi mengatakan sayang, dan berharap dia yang mengerti perasaan kamu.
BalasHapusKetika kamu menyuruh dia untuk tegas akan perasaan, sedangkan kamu tidak tegas akan perasaanmu... Sungguh ironi, but this life. :))
Btw, nice posting... :))
bukan gengsi mau mengungkapkan perasaan .. kodrat perempuan bukannya diam ..
BalasHapustugas nya perempuan cuma menggetarkan hati aja .
kan udah jelas perasaan dianya seperti apa:)
thanks :)