Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Jumat, 24 Oktober 2014

Si Angkuh



Si Angkuh

Sore ini aku akan menemuimu mencoba memberanikan diri mentapamu dan tak kan ku biarkan engkau mencuri terlebih dahulu degub jantungku sebelum aku mengatakan hal penting padamu. Aku yakin hari ini aku akan menyelesaikan cinta sebelah tangan yang lelah aku urus sendiri ini.  Dengan tenang aku menyusuri taman kecil ini berharap-harap cemas tentang kamu, namun langkahku terhenti di satu titik. Aku melihat seorang wanita sedang menangis. Rasa ingin tahuku yang berlebihan membawa aku ketempatnya dan bertanya.
“mengapa kamu menangis? “ tanyaku padanya.
“aku patah hati, hari ini aku mengatakan kebenaran kepada pria yang aku sukai. Tetapi dia begitu angkuh dan sangat melukai perasaanku” jawabnya dengan suara paruh menahan tangisnya.
“ mengapa.......” belum sempat aku bertanya, dia melanjutkan ceritakannya secara langsung.
 “aku menyukainya, aku sering memandangnya dari sisi sudut mataku. Aku ingin melihat senyum mendapatkan senyumnya dan aku ingin berdiri didekatnya, aku ingin dia  mengerti tetapi dengan teganya dia hanya berdiam dan acuh tak acuh tentang semua yang aku katakan“ suaranya semakin paruh ku dengar.
“lantas dia hanya berdiam saja, lalu apa yang kamu lakukan setelah itu?“ tanyaku.
“dia mulai bicara, namun apa yang dia katakan meruntuhkan pondasi yang aku buat , dengan tegas dia mengatakan aku bukan tipenya tidak masuk dalam kiteria wanita yang dia dambakan untuk menjadi pasangannya, lalu ....
 aku katakan padanya kalau aku tau semua itu, aku juga tau dia akan berkata hal semacam itu. Aku katakan aku tahu diri tentang hal itu dia tidak akan menyukaiku tapi sebelum kata-kataku selesai, dengan cepat dia memotong pembicaraanku. Padahal aku mencoba setenang mungkin agar dinding pondasiku yang lain tak hancur “ aku mendengar suaranya mulai terisak. Namun beberapa saat dia kembali melanjutkan ceritanya.
“lantas jika kamu tau untuk apa kamu katakan padaku tentang hal itu? Seharusnya kamu mengerti siapa aku dan siapa kamu. Kamu membuatku bingung bagaimana caraku untuk membalas cintamu. Aku takut menyakitimu kelak karena aku tidak memiliki rasa apapun padamu. Aku menyukai gadis yang cantik dan modis dengan begitu aku akan bangga memilikinya, aku menghargai usahamu tapi maaf aku takut menyakitimu kelak. Aku bingung harus berbuat apa padamu. Kenapa kau berani mengatakan ini? Dia mulai bertanya padaku” wanita itu berdiam beberapa saat untuk menghapus butiran air yang telah mengalir dipipinya.
“lantas, apa yang kamu katakan kepada pria itu? “ tanyaku penasaran, namun tanpa ku tahu wanita itu mulai menyungging senyum yang ntah apa artinya seperti dia tidak pernah menangis sebelumnya.
 “aku hanya mengatakan trimakasih padanya lalu melangkah pergi untuk menata hatiku kembali yang sempat dia porak-porandakan”
“lantas pertanyaannya tidak kamu jawab? Hatimu sekarang bagaimana? Sakitkah? “
“untuk apa aku menjawab pertanyaannya yang akan sia-sia, aku tidak memiliki alasan tentang hal itu yang aku tau dengan begitu aku mengerti dia bukan yang terbaik untukku. Dalam hidupku cinta bukanlah tentang apa dan siapa dia. Tentang cantik atau tampan dia, tentang pintar atau bodoh dia, bahkan tentang modis atau cupu dia. Bagiku cinta sebuah rasa yang memiliki arti lebih dalam, bahkan aku bisa menyimpannya jika aku mau. Tapi aku merasa ragu tentang perasaanku padanya. Aku ragu apa yang kurasa, kekaguman atau aku benar-benar tenggelam. Dan sekarang aku yakin tentang perasaanku padanya. Aku berterimakasih padanya telah membebaskan aku dari sesuatu yang mengikatku selama ini. ketika kita menyukai seseorang jangan terlalu tenggelam dalam rasa itu. Kita harus mencari kepastian bukan untuk memilikinya namun tentang siapa dia yang kita sukai, jangan membuang waktumu menyukai hal yang sebenarnya tidak baik. Karena saat kau menyukai seseorang, dia akan berubah wujud menjadi seseorang yang paling baik dimatamu “
“ lantas, kenapa kamu menangis? “
“aku menangis karena bahagia, bahagia pernah menyukainya dan bahagia pernah mengenalnya. Aku juga bahagia tentang keberanianku mencari kepastian dan aku bahagia membuat hidupku bebas dari sesuatu yang sebenarnya tidak mengikatku.” Wanita itu tersenyum
            Tiba-tiba aku membayangkan wajahmu, apakah nanti jika ku katakan padamu tentang perasaan ini kamu akan memperlakukanku sama seperti si angkuh itu. Aku kembali takut menghadapi matamu, aku kembali bingung haruskah bersembunyi lagi atau aku seperti wanita itu berani mencari kepastian untuk membebaskan dirinya dari sesuatu yang sebenarnya tidak mengikatku sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar