Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Kamis, 17 September 2015

#DiaryCinta Episode :Pangeran Vespa Putih







Kata banyak orang jatuh cinta itu indah, menyenangkan dan bisa merubah segalanya. Merubah siapapun dia yang mengalami namanya jatuh dibawa cinta pula. Jujur saja awalnya aku tidak pernah percaya dengan pernyataan banyak orang, aku bahkan sempat menganggap mustahil sebuah perasaan yang terkadang mampu membuat banyak orang menjadi gila. Sebelum semuanya terjadi, sebelum pangeran dalam imajinasiku datang. Ah iya, pangeran yang membawa kuda putih datang membawa segudang impian tetapi itu hanya sebuah khayalan, jelas dia hanya seorang lelaki dengan motor bebek atau vespa warna putih. Cukup.


Sebelum lelaki vespa putih itu beraninya menerobos benteng pertahanan yang selama bertahun-tahun sengaja aku jaga, aku tidak pernah mengizinkan siapapun masuk. Aku akan mengancam siapapun dia yang mencoba untuk mengambil jarak dekat untuk menerobos masuk. Hati-hati sikap yang selalu aku ambil pada sosok bernama lelaki, aku tidak mau mencoret atau masuk dalam kotak hitam malaikat roqib dan atib. Aku selalu bermimpi memberikan hati untuk jatuh cinta pada satu lelaki siapa lagi kalau bukan dia yang nantinya menemani perjalanan panjangku di dunia. Romantis rasanya, tetapi lelaki vespa putih itu sudah menimbun segala impian. Dia memang tidak salah, mungkin saja aku yang terlalu bermain perasaan kali ini.  Aku gagal.

Semua berawal dari sebuah tempat bernama perpustakaan, tempat favorit seorang Viola. Namaku Viola, panggil saja Vio. Aku akan memberi tahu sedikit pada semua seorang Vio yang kenyataannya bukan gadis modis yang keren, cantik, dan populer. Malahan kebalikannya, aku seorang kutu buku dengan kacamata minus menghiasi wajah bulat. Aku pendek, gemuk, kulit juga tidak terlalu putih. Kata banyak orang aku bulat.  Aku bukan gadis terkenal hanya beberapa mahasiswa saja mengenal Vio bisa jadi hanya teman-teman sekelas saja. Tapi itu membuat aku aman, nyaman, dan bebas. Sebab aku semakin mudah menjaga diri, Alhamdulilah rasanya Allah menyayangiku dengan cara keadaan seperti ini. Kembali lagi pada sosok si lelaki vespa.  Jangan berharap menemukan cerita romantis seperti tabrakan atau apapun berbau drama korea. Ini hanya melalui sebuah media audio. Ya tepatnya sebuah radio kampus, saking anti sosialnya aku baru pertama kali mendengar siaran di radio kampus. Siang itu radio sedang mengadakan talkshow bersama salah satu dekan fakultas kampusku, pembahasannya sangat menarik tentang perbedaan agama yang ada di kampus. Tunggu, aku bukan tertarik dengan topik yang sedang dibicarakan tetapi aku tertarik pada cara si penyiar membawakan alur dan jalannya talkshow. Suaranya mengagumkan, ia cerdas dan hebat dalam menanggapi apa yang sedang dibicarakan narasumber. Aku suka.

Namanya Arjun, tepatnya Arjun Kemal. Itu sih yang aku dengar setiap lelaki vespa putih itu on air. Oh iya kalian pasti penasaran kenapa aku bisa tahu kendaraan yag digunakan lelaki vespa putih. Tunggu aku tidak mau terburu-buru membawa cerita ke arah sana. Aku juga lupa menjelaskan sekarang rasanya sering mendengar radio kampus setiap Arjun on air. Aku tahu persis jadwal siarannya, karena hampir setiap hari aku akan memeriksa timeline twitter radio kampus hanya untuk mengetahui kapan lelaki itu nyiar. Sungguh menyebalkan tidak bisa mengontrol diri sendiri melawan rasa penasaran yang hebat. Aku hanya kagum! iya awalnya, sampai pada suatu titik aku tahu itu lebih dari suatu kekaguman. Aku tidak pernah tahu nama aslinya selain tahu nama siarannya, menyesakkan. Tahu rupanya saja hanya sekali ketika radio mengadakan meet and greet, aku datang hanya untuk mengetahui seperti apa sosok Arjun Kemal. Kali ini jantungku berdebar lebih keras, lelaki itu tampan tanpa kacamata, tingginya sekitar 176cm, potongan rambut ala artis korea Kim Soo Hyun, alis matanya seperti deretan gerbong kereta api, dan yang paling aku suka adalah gigi taringnya. Rasanya ingin berteriak “Arjun!! Kamu ganteng.” Tapi itu tidak mungkin bisa-bisa merusak image coolku. Aku pergi langsung setelah berada disana beberapa menit, tepatnya setelah melihat Arjun. Cukup Vio bentengnya semakin hancur nanti!.

Sebenarnya aku menyadari sedang jatuh cinta padanya. Tidak ada hal yang tidak mungkin ketika Allah telah menitipkan sebuah rasa, tetapi bukan saatnya aku terbuai dengan sebuah cinta. Aku hanya bisa memendamnya, menjaga setiap aksara yang sedang kutulis untuk namanya. Peganganku masih kuat tidak akan pernah ada kata pacaran dalam kamus Vio. Bila memang Arjun sudah menerobos hingga membuat aku jatuh cinta sudah aku terima. Namun aku tidak akan membiarkan rasa pada hamba mengalahkan rasa cintaku pada Sang Maha Memiliki. Perasaan tidak mesti harus diutarakan saat ini juga. Aku memiliki perasaan itu diam-diam meskipun sedalam lautan di samudra, sejauh bentangan senja di langit, dan seindah suara Krisdayanti.


Setiap pagi aku selalu berpapasan dengan lelaki itu yang sedang mengendarai vespa kinclong warna putih. Bagaimana caranya kami bertemu, tepatnya di gerbang depan kampus. Setiap jam setengah delapan tepat aku pasti sudah berada di gerbang kampus setelah naik bus yang mengharuskan para mahasiswa  pengguna bus berjalan ke dalam kampus. Nah dari situlah aku tahu Arjun memakai vespa putih. Setap pagi aku hanya bisa memandang punggungnya. Sebab kepalanya tertutup oleh helm tapi aku sudah hapal betul bentuk vespa dan suara motor bebek yang khas. Hanya itu tidak lebih tetapi begitu istimewa. Dialah Arjun Kemal pangeran vespa putih seorang Viola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar