Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Rabu, 30 September 2015

#DiaryCinta Episode : Bayi Tanpa Nama

                Sore ini aku masih terlelap tidur dalam kehangatan. Tetapi sebenarnya aku tidak tertidur hanya pura-pura tidur. Tidak pernah ada yang menyangka aku akan terlahir begitu sempurna, bukan sempurna hanya saja mendekati sempurna. Termasuk diriku sendiri, tidak pernah bermimpi akan menjadi sosok cantik dan mempesona kata banyak orang. Kulit putih merona, rambut hitam bergelombang, selanjutnya warna mata cokelat menjadi salah satu pujian siapa pun yang melihatnya. Namun semua itu tidak membuat aku bangga, karena ada seseorang yang menangis setiap menatapku. Aku tidak butuh pujian dari mata-mata itu, bila aku hanya membuat seseorang itu selalu mengeluarkan air mata setiap memendang tubuhku. Aku benci membuat ia menangis! Menatap pada sesuatu yang disebut TUHAN.

                Kalau saja usiaku tidak terlalu kecil aku akan protes pada Tuhan kenapa Dia mengirimku pada seseorang itu. Kenapa aku terlahir hanya untuk membuat seseorang menangis. Aku ingin menumpahkan amarahku pada Tuhan. Kenapa dengan usiaku yang begitu muda, bahkan nama pun belum kusandang namun undangan tangisan terus ku buat.

“Tuhan! Mengapa aku ada!.” Aku ingin berteriak pada-Nya.

Tetapi aku tahu Tuhan telah memberikan kehidupan padaku. Sehingga aku bisa menghirup oksigen-Nya di alam yang dulu sama sekali tidak aku rasakan. Sebenarnya aku bukan marah pada Tuhan, aku hanya merasa menjadi manusia sia-sia saja. Aku kecil, tubuh rentan, dan aku tidak berdaya.
Tuhan andai saja sehari aku di izinkan berbicara. Aku ingin menyampaikan sesuatu pada seseorang itu.

Maafkan aku yang belum sempat mengenal mama. Memeluk mama sekedar untuk menenangkan hati mama. Aku tahu mama merindukan pelukan bayi mungil ini yang sudah selama sembilan bulan lebih di tunggu kehadirannya. Mama, bukan anakmu ini tidak ingin memeluk. Hanya saja tangannya terlalu rentan untuk menenangkan kesahmu.

Mama, aku tahu pasti kesepian. Sudah terlalu berat bebanmu menanggung derita selama ini di hina atas kehadiranku. Bayi mungil tanpa daya yang hanya mampu menyusahkan saja. Ah mama, maafkan aku tidak bisa menemanimu hingga cukup tua. Menghadirkan senyuman kebahagiaan dirumah kita. Aku ingin mama. Tapi apalah dayaku jika Tuhan memiliki takdir untukku. Mungkin aku hanya sebentar disini tetapi aku tidak akan pernah melupakan mama yang selalu berdoa untuk kehidupan panjangku. Mama terimakasih atas semua, tetapi aku harus pergi dengan cepat, karena para malaikat sudah menantiku di surga. Surga dan aku akan menunggu mama. Mama tidak perlu takut jatuh saat melewati jembatan sidaratul muntaha karena aku akan menggandeng mama esok. Aku akan membantu mama dengan izin Tuhan. Mama maafkan aku, yang harus sakit. Mama maafkan aku yang hanya bisa membahagiakanmu ketika detik kelahiran. Mama maafkan aku yang tidak bisa menjadi orang besar untuk menjagamu.
Mama maafkan aku tidak bisa memberi kesempatan pada mama untuk memanggil namaku. memanggil? sedangkan untuk memikirkan namaku pun mama tidak sempat karena terlalu sibuk meminta di sepertiga malam pada Tuhan agar aku dapat menikmati hidup. Mama jangan menangis lagi, aku akan bahagia disana. Surga itu indah mama. percayalah.

Mama aku akan menitipkan mama pada penjagaan Tuhan. Mama maafkan anakmu yang hanya bisa mencicipi bau dunia sekejap saja.
Inilah surat untuk mama dari Bayi tanpa namamu.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar