Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Sabtu, 24 Oktober 2015

#DiaryCinta Episode : Semoga Bukan Kamu Lagi Orangnya

"Kamu Lagi?" Lirihku pada malam.


Kenangan itu hanya untuk sesekali di ingat, bukan untuk di rindukan. Itulah yang tersisa di antara hati yang pernah dengan sengaja mencintaimu, Tuan. Aku pernah begitu mencintaimu, menyelipkan angan-angan yang ntah darimana asalnya datang. Sampai aku pernah merasa sedih ketika kamu bahagia. Bukan sebab apa pun hanya saja itu karena bukan aku yang membuatmu bahagia. Tuan, aku juga pernah merasakan betapa senyummu itu adalah sebuah amunisi untukku. Lempari saja aku dengan senyum itu, tidak akan pernah ada kata bosan. Asal jangan kamu lempar aku lalu tersenyum. Bagaimana mungkin aku bisa terima? Namun kamu melakukannya dengan sempurna.

Namun, perasaan itu ku rasakan salah jatuh. Sebab semuanya hanya sia-sia bila aku ingat. Dengan sengaja kamu membiarkan dia tergeletak tanpa pernah disentuh. Tidak memberi kesempatan pada hatimu untuk merasakan seperti apa rasa itu tertancap padamu. Ntah apa yang membuatmu begitu tidak mau, apa yang membuatmu begitu keras menahan. Bukan menahan, tepatnya tersia-sia rasanya. Seharusnya tidak pernah kau sentuh rasa bila hanya ingin bermain menggoda. Kamu yang membuat segala cita dan usahaku lenyap. Padahal sudah ku beri kesempatan yang tidak pernah ku berikan sekali pun  pada makhluk bernama lelaki. Seharusnya aku lebih percaya menjaga hati untuk tetap diam. Sebab aku jatuh pada namamu yang tidak seharusnya aku jatuh. Aku ingin tertawa, meringis sendiri mengingatmu. Ternyata tulus bukan lah yang kamu cari. Bukan! Bagaimana aku bisa menyerah pada lelaki serupamu. Aku tidak menyesal hanya saja aku terasa telah di tipu. Oleh semesta yang membiarkan aku mencintaimu dan membuat aku dengan percaya diri. kali ini aku telah membungkus harapan dengan plastik yang baik. Tuan, memang bila cantik adalah tolak ukurmu. Aku tidak akan pernah masuk dalam kategori ceritamu. Namun selain itu, waktu akan ku usahakan untuk menyisakan dentingan bahagia. Kamu memahami seperti apa lukanya, namun tak acuhmu membuat rasa itu seperti terhapus.

Sebelum aku tidak mencintaimu lagi, aku pernah begitu mengagumimu apa adanya. Itu yang masih menjadikan sebuah bangga. Sebatas rasa yang kusisipkan beberpa waktu lalu. Namun setelah ini, aku hanya berharap bukan kamu lagi seseorang yang akan ku rindukan setiap malam mengisi. Menanti sebuah sapa lembut yang begitu aku nanti sambil terlelap tidur. Aku mendoakan juga bukan kamu lagi yang akan aku sapa pada kalimat “Selamat tidur kamu.” Aku tidak ingin kamu lagi. Sebab luka yang kamu selip bukan hanya menggores namun sudah menancap hingga berkarat. Bila itu pun aku bersihkan nyatanya tidak akan sempurna bersihnya. Kamu membuat aku mengerti bahwa harapan yang kita buat patah sendiri. Seperti apa rasanya.


Ku sisipkan pada doa malamku setiap tengadah tangan semoga itu bukanlah kamu lagi. Sebagai seseorang yang akan ku temani langkah kecilnya. Menjaga aku dalam setiap doanya. Semoga bukan kamu lagi orangnya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar