Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Senin, 26 Oktober 2015

#DiaryCinta : Nona Cinta Sendirimu

Bagaimana malammu kali ini Tuan. Sudah lama sekali aku tidak menyapamu melalui rangkaian aksara yang ku buat indah. Tepatnya, ku buat indah untuk aku nikmati sendiri. Masih kah kau dalam ruang menunggu? Menunggu sesuatu yang belum pasti datang. Aku tidak berkata sinis hanya saja masih terheran ada seseorang yang rela menunggu sepertimu. Tanpa kepastian dan tanpa kejelasan. Kau itu aneh! Sebaiknya pergilah, tidak ada siapa pun yang menginginkan untuk di tunggu. Jangan memaksakan yang tidak mungkin. Jangan lagi menjadi seorang penunggu setelah itu kamu uring-uringan bila yang kau tunggu tidak sesuai harapan. Hei, Tuan. Dia memiliki kehidupannya, kau tidak bisa mengurusi hidupnya untuk menerima kata tunggu darimu. Kenapa kau begitu keras kepala? Apa yang membuatmu begitu cinta padanya.

 Dia itu sederhana malahan sangat biasa, pasti ada seorang gadis yang lebih pantas untuk kau tunggu. Percaya padaku, jangan kau akan sesat. Lebih baik percaya saja hatimu aku tidak mau ambil pusing dengan urusanmu.

Lupakan saja lah nyonya itu. Hidupmu masih panjang ada yang harus kamu kejar kenapa kamu begitu keras kepala. Ada yang salah darimu Tuan. Boleh aku menasehatimu, jangan menjadi penunggu lagi!.

Tuan, tidak bosankah kamu menunggu? Tidak ada kah hal yang bisa kamu lakukan selain menunggu? Mungkinkah ada yang lain namun kamu begitu tidak peduli?. Ada begitu pertanyaan untukmu Tuan. Jangan buat aku semakin tidak mengerti jalan pikiranmu. Tuan sekali lagi aku bertanya, Tidak bosan kamu menunggu? . Taun, Itulah pertanyaan yang harusnya ku tanyakan pada diriku sendiri. Sebab, aku pun terlalu lama menunggu. Menunggu seseorang yang hatinya bukan untukku. Seseorang yang tidak pernah melihat aku, mendengar aku. Seseorang yang sedang sibuk melatih hatinya untuk bersabar dalam penantian panjang. Kamu tau seseorang itu siapa? Siapa lagi kalau bukan kamu Tuan. Aku sedang atau terlalu lama menunggumu. Nona ini menunggumu, sedang kau Tuan sedang menunggu nyonya lain. Tidak pernah merasa bosan sekali pun tidak pernah di pandang atau di lirik. Aku tidak pernah mendengar sapaanmu sekalipun, jangankan sapaan senyummu.

Meskipun, berkali-kali aku berjanji agar tidak menunggumu. Namun akhirnya aku mengingkari janji itu seorang diri. Menunggumu adalah hal menyakitkan namun menyenangkan untukku. Sebab dalam ruang tunggu, aku bisa menikmati indahnya perasaan ini. Hal yang kecil mampu membuat aku begitu bahagia. Berkali-kali aku selalu menjatuhkan air mata hingga tandas di tengah malam ketika akun sosial mediamu menceritakan betapa kamu mencintai nyonya itu. Aku tidak ingin tahu, namun aku mencari tahu. Mengoreskan luka yang sengaja aku buat sendiri. Kata-kata indahmu, mengapa kamu berikan untuk nyonya itu? Andai saja itu semua untukku. Bagaimana bisa aku jatuh pada hati yang sudah dimiliki perempuan lain. Cinta sendiri, kisah ini ku sebut demikian. Karena hanya aku yang bermain disini. Menikmatinya sendiri hingga aku tahu rasa ini akan semakin dalam atau akhirnya ku relakan untuk pudar. Tuan, sekali lagi berhentilah menunggu. Sebab ada yang menunggumu. Menunggu untuk membuat harimu indah dan tidak menangis sebab rindu berkepayahan tanpa balas. Ini aku, nona Cinta sendirimu yang tersia-sia.




#Inspirasi Sahabat yang ntah namanya pun tidak mau di ucap. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar