Akan
ku bagi satu rahasia padamu yang tidak pernah sekalipun ku bagi. Mungkin sudah
tidak bisa terhitung lagi sudah berapa banyak aku menyebut namamu dalam doa-doa
malam. Semoga saja Tuhan tidak bosan mendengarnya segala ceritaku. Sebab hanya
pada-Nya ingin ku bagi, sebab hanya Dia yang mampu membuat aku aman berbagi. Aku
selalu merangkainya dalam satu malam yang rahasia.
Boleh
saja ku bagi rahasia ini. Rahasia aku dan Tuhanku selama ini yang tidak satu
pun ku bagi. Rahasia tentang satu laki-laki yang yang kumau. Dalam tujuan
perjalanan panjangku. Bercerminlah lalu kau boleh tersenyum. Ia laki-laki itu
adalah kamu. Memilikimu? Bukan sebatas kalimat itu. Tetapi lebih dari itu, aku
ingin mendampingimu. Bila waktu dan jarak tidak memberi kesempatan untuk aku
bersamamu kali ini, aku hanya meminta mereka mengizinkan aku menemanimu nanti. Nanti
di waktu aku yang akan memilih makanan untuk kamu nikmati, memilihkan dasi dan
pakaian yang akan kamu kenakan, aku yang akan merapikan rambutmu dan
hanya aku yang akan menyambut pagimu tanpa malu-malu.
Kamu tahu? Aku adalah perempuan
yang menyukai kamu.
Aku suka suaramu.
Aku suka senyummu.
Aku suka tawamu.
Aku suka candamu.
Aku suka matamu.
Aku suka apapun tentangmu.
Aku mau senyummu selalu hadir
dalam detik-detik hariku.
Aku mau tawamu selalu hadir
dalam senyumku.
Aku mau candamu selalu hadir
dalam lelahku.
Aku mau suaramu selalu hadir
dalam telingaku.
Aku mau matamu selalu hadir
dalam tatapku.
Aku mau semuamu selalu hadir
dalam diriku.
Ah, iya aku memang egois dan kau
boleh mengatakannya. Aku tidak akan marah. Memang nyatanya aku ingin menjadi satu-satunya perempuan yang mencintaimu dengan terbaik. Aku tidak ingin ada perempuan lain yang
menjadi sandaranmu dalam gelisah. Kecuali seorang perempuan yang akan
mencintaimu lebih dari cintaku. Atau yang akan memelukmu lebih dari hangatnya
pelukanku. Itu adalah ibumu. Hanya dia yang bisa mengalahkan cintaku.
Dalam air mataku mungkin tak
sama persis yang dimiliki ibumu. Tapi yang harus kamu pahami bahwa doa-doaku
sama dengan doa ibumu. Hanya satu untuk kebahagiaanmu.
Jangan bersedih. Apalagi menangis.
Sebab aku benci melihat kau seperti itu. Jangan katakan siapa yang menyakitimu
sebab ia akan hilang keesokan harinya.
Kau tidak pantas untuk semua
itu. Kau sepantasnya untuk bahagia.
Ingat kau tidak sendiri, sebab
ada aku yang akan mendampingimu. Berjalan kemana langkahmu terarah, berlari
mengejar mimpimu, mendaki sulitmu. Apa pun itu aku siap berada di garis
sampingmu.
Satu pintaku, suatu saat di hari
itu.
Lenyapkan ragumu atas diriku. Pertanyaan
tentang cinta, ketulusan, kasih sayang atas dirimu. Jangan sampai kau
memikirkan apa pun yang jelasnya dalam pikiranku pun tidak pernah terpikirkan.
Mulai sekarang. Untuk menuju
masa itu.
Marilah kita memanjatkan doa-doa
terselip dalam batas kening dan sajadah.
Marilah kita bersama untuk memanjatkan
segala pujian pada Tuhan.
Marilah kita bersama-sama
bahagia meski terkadang luka tetapi di atas restu-Nya.
Aku tidak akan berjanji apa pun
kepadamu, Tuan. Berjanji seumur hidup menemanimu sebab aku takut Tuhan
mengambilku kelak. Namun segala yang terbaik untukmu, akan selalu aku usahakan
untuk kita. Meski aku perempuan yang memiliki keterbatasan.
Sekali lagi. Aku akan menegaskan
bahwa hanya denganmu aku ingin. Memantaskan diri dalam diam, agar menjadi
satu-satu perempuan yang kau cintai. Hanya bersamamulah aku ingin direstukan
dan diteguhkan Tuhan.
itulah rahasia yang akan kubagi denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar