Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Selasa, 06 Oktober 2015

Rahasia



Akan ku bagi satu rahasia padamu yang tidak pernah sekalipun ku bagi. Mungkin sudah tidak bisa terhitung lagi sudah berapa banyak aku menyebut namamu dalam doa-doa malam. Semoga saja Tuhan tidak bosan mendengarnya segala ceritaku. Sebab hanya pada-Nya ingin ku bagi, sebab hanya Dia yang mampu membuat aku aman berbagi. Aku selalu merangkainya dalam satu malam yang rahasia.

Boleh saja ku bagi rahasia ini. Rahasia aku dan Tuhanku selama ini yang tidak satu pun ku bagi. Rahasia tentang satu laki-laki yang yang kumau. Dalam tujuan perjalanan panjangku. Bercerminlah lalu kau boleh tersenyum. Ia laki-laki itu adalah kamu. Memilikimu? Bukan sebatas kalimat itu. Tetapi lebih dari itu, aku ingin mendampingimu. Bila waktu dan jarak tidak memberi kesempatan untuk aku bersamamu kali ini, aku hanya meminta mereka mengizinkan aku menemanimu nanti. Nanti di waktu aku yang akan memilih makanan untuk kamu nikmati, memilihkan dasi dan pakaian yang akan kamu kenakan, aku yang akan merapikan rambutmu dan hanya aku yang akan menyambut pagimu tanpa malu-malu.

Kamu tahu? Aku adalah perempuan yang menyukai kamu.

Aku suka suaramu.
Aku suka senyummu.
Aku suka tawamu.
Aku suka candamu.
Aku suka matamu.
Aku suka apapun tentangmu.
Aku mau senyummu selalu hadir dalam detik-detik hariku.
Aku mau tawamu selalu hadir dalam senyumku.
Aku mau candamu selalu hadir dalam lelahku.
Aku mau suaramu selalu hadir dalam telingaku.
Aku mau matamu selalu hadir dalam tatapku.
Aku mau semuamu selalu hadir dalam diriku. 

Ah, iya aku memang egois dan kau boleh mengatakannya. Aku tidak akan marah. Memang nyatanya aku ingin menjadi satu-satunya perempuan yang mencintaimu dengan terbaik. Aku tidak ingin ada perempuan lain yang menjadi sandaranmu dalam gelisah. Kecuali seorang perempuan yang akan mencintaimu lebih dari cintaku. Atau yang akan memelukmu lebih dari hangatnya pelukanku. Itu adalah ibumu. Hanya dia yang bisa mengalahkan cintaku.

Dalam air mataku mungkin tak sama persis yang dimiliki ibumu. Tapi yang harus kamu pahami bahwa doa-doaku sama dengan doa ibumu. Hanya satu untuk kebahagiaanmu.
Jangan bersedih. Apalagi menangis. Sebab aku benci melihat kau seperti itu. Jangan katakan siapa yang menyakitimu sebab ia akan hilang keesokan harinya. 

Kau tidak pantas untuk semua itu. Kau sepantasnya untuk bahagia. 

Ingat kau tidak sendiri, sebab ada aku yang akan mendampingimu. Berjalan kemana langkahmu terarah, berlari mengejar mimpimu, mendaki sulitmu. Apa pun itu aku siap berada di garis sampingmu.

Satu pintaku, suatu saat di hari itu. 

Lenyapkan ragumu atas diriku. Pertanyaan tentang cinta, ketulusan, kasih sayang atas dirimu. Jangan sampai kau memikirkan apa pun yang jelasnya dalam pikiranku pun tidak pernah terpikirkan.

Mulai sekarang. Untuk menuju masa itu.

Marilah kita memanjatkan doa-doa terselip dalam batas kening dan sajadah.
Marilah kita bersama untuk memanjatkan segala pujian pada Tuhan.
Marilah kita bersama-sama bahagia meski terkadang luka tetapi di atas restu-Nya.
Aku tidak akan berjanji apa pun kepadamu, Tuan. Berjanji seumur hidup menemanimu sebab aku takut Tuhan mengambilku kelak. Namun segala yang terbaik untukmu, akan selalu aku usahakan untuk kita. Meski aku perempuan yang memiliki keterbatasan.
Sekali lagi. Aku akan menegaskan bahwa hanya denganmu aku ingin. Memantaskan diri dalam diam, agar menjadi satu-satu perempuan yang kau cintai. Hanya bersamamulah aku ingin direstukan dan diteguhkan Tuhan.

itulah rahasia yang akan kubagi denganmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar