Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Senin, 14 Maret 2016

Kamu dan Hingga

Terimakasih pernah ada dan mengajarkan aku bagaimana rasanya menjadi istimewa..

                Kamu, seseorang yang pernah aku sebut sebagai Tuan beberapa waktu lalu. Sebab mengapa Tuan, karena letakmu begitu istimewa disini. Kamu, seseorang yang pernah aku anggap begitu istimewa hingga menatap dirimu saja sudah membuat desiran bahagia yang teramat dalam tentunya. Tetapi sekarang, aku tahu persis disini bukan kamu lagi. Sebab ada masa yang aku tinggalkan. Sesuatu yang aku paksa untuk mati, tetapi tetap mati suri. Kamu, yang dulu tega menghempaskan rasaku ketika aku benar-benar yakin bahwa ada rasa yang sama pada hatimu tentang aku. Kamu, yang dengan tega membiarkan aku sakit dengan perasaan yang tidak terbalas. Lalu kabar berita kamu sudah bersama nyonya Jelita. Aku ingin marah, bukan padamu tetapi pada diriku sendiri. Waktu itu. Mengapa ketika perasaan itu muncul dan ada masa kita bersama, kamu harus menjadi milik utuh si Nyonya Jelita. Mengapa waktuku begitu singkat, seperti dalam semalam kamu benar-benar Tuan itu. Tetapi esoknya aku yakin betul bahwa bukan kamu Tuannya.

Cerita itu sudah lama, sudah aku selipkan dalam dalam kerapuhan yang seperkian menyakitkan. Tetapi aku masih yakin, mungkin ada seseorang yang benar-benar tulus nantinya meski itu bukan kamu. Kita menjauh, aku kehilangan Bintangku. Setiap malam aku coba bangkit, tidak menunggu lagi cahayanya. Aku hapus semua yang mengingatkan aku padamu, sebab aku tidak ingin mengusik bahagiamu. Aku benar-benar melenyapkan diri dari pandanganmu. Meninggalkanmu dalam keadaan bahagia, aku sedang berusaha rela. Merelakan perasaan yang di buang sia-sia. Kala itu aku bangkit seorang diri, mempercayakan Tuhan akan menghadirkan sosok lain dalam balutan ketulusan.

Hingga, suatu malam kamu datang membawa senyum yang berebeda. Bercerita tentang Nyonyamu, memanjakan aku dengan suaramu. Kamu tahu betapa relung hati yang lama tenggelam terusik? Bagaimana perasaan yang sudah ku buat mati, ia seakan ingin mati suri. Bangun dari tidur panjangnya. Aku merasa istimewa, merasakan masakan dari tanganmu. Mendengar lembut suaramu, melihat senyuman manismu lalu aku terlena. Aku ingin memiliki kisah ini, meskipun aku tahu tidak ada lagi perasaan yang akan sama. Sebab aku sedang membatasi diri untuk tidak jatuh dibuat cinta olehmu. Sebab kamu masih menyimpan sosok Nyonyamu. Aku tidak akan pernah mendapatkan hatimu, beribu alasan pun kamu buat. Aku tidak akan ingin menjadi hal itu, meski aku merasa istimewa. Ternyata perasaan itu tidak sebelah tangan.


Lalu, aku mengeras. Mematikan hatiku, membuatnya lebih keras. Menganggapmu hanya sekedar meski aku ingin lebih tetapi tidak! Aku harus lebih kokoh dari sebelumnya. aku hanya kelelahan disalahkan, padahal aku hanya ingin meras sesuatu yang dulu belum pernah aku rasakan. tetapi aku paham betul waktu ada kesalahan. aku harus lebih keras pada diriku.
Hingga kamu menyadari aku sedang berlaku jahat pada hatimu. Kini kamu kembali pergi dan pergi. Lalu aku kembali membenamkan hati, sebab padamu tidak akan ada cinta yang sama meski aku ingin. Aku hanya menunggu Tuan yang sesungguhnya. 




#30DWC29 :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar