Terimakasih pernah ada dan
mengajarkan aku bagaimana rasanya menjadi istimewa..
Kamu,
seseorang yang pernah aku sebut sebagai Tuan beberapa waktu lalu. Sebab mengapa
Tuan, karena letakmu begitu istimewa disini. Kamu, seseorang yang pernah aku
anggap begitu istimewa hingga menatap dirimu saja sudah membuat desiran bahagia
yang teramat dalam tentunya. Tetapi sekarang, aku tahu persis disini bukan
kamu lagi. Sebab ada masa yang aku tinggalkan. Sesuatu yang aku paksa untuk
mati, tetapi tetap mati suri. Kamu, yang dulu tega menghempaskan rasaku ketika
aku benar-benar yakin bahwa ada rasa yang sama pada hatimu tentang aku. Kamu,
yang dengan tega membiarkan aku sakit dengan perasaan yang tidak terbalas. Lalu
kabar berita kamu sudah bersama nyonya Jelita. Aku ingin marah, bukan padamu
tetapi pada diriku sendiri. Waktu itu. Mengapa ketika perasaan itu muncul dan
ada masa kita bersama, kamu harus menjadi milik utuh si Nyonya Jelita. Mengapa waktuku
begitu singkat, seperti dalam semalam kamu benar-benar Tuan itu. Tetapi esoknya
aku yakin betul bahwa bukan kamu Tuannya.
Cerita itu sudah lama, sudah aku
selipkan dalam dalam kerapuhan yang seperkian menyakitkan. Tetapi aku masih
yakin, mungkin ada seseorang yang benar-benar tulus nantinya meski itu bukan
kamu. Kita menjauh, aku kehilangan Bintangku. Setiap malam aku coba bangkit,
tidak menunggu lagi cahayanya. Aku hapus semua yang mengingatkan aku padamu,
sebab aku tidak ingin mengusik bahagiamu. Aku benar-benar melenyapkan diri dari
pandanganmu. Meninggalkanmu dalam keadaan bahagia, aku sedang berusaha rela. Merelakan
perasaan yang di buang sia-sia. Kala itu aku bangkit seorang diri,
mempercayakan Tuhan akan menghadirkan sosok lain dalam balutan ketulusan.
Hingga, suatu malam kamu datang
membawa senyum yang berebeda. Bercerita tentang Nyonyamu, memanjakan aku dengan
suaramu. Kamu tahu betapa relung hati yang lama tenggelam terusik? Bagaimana perasaan
yang sudah ku buat mati, ia seakan ingin mati suri. Bangun dari tidur
panjangnya. Aku merasa istimewa, merasakan masakan dari tanganmu. Mendengar lembut
suaramu, melihat senyuman manismu lalu aku terlena. Aku ingin memiliki kisah
ini, meskipun aku tahu tidak ada lagi perasaan yang akan sama. Sebab aku sedang
membatasi diri untuk tidak jatuh dibuat cinta olehmu. Sebab kamu masih
menyimpan sosok Nyonyamu. Aku tidak akan pernah mendapatkan hatimu, beribu
alasan pun kamu buat. Aku tidak akan ingin menjadi hal itu, meski aku merasa
istimewa. Ternyata perasaan itu tidak sebelah tangan.
Lalu, aku mengeras. Mematikan hatiku,
membuatnya lebih keras. Menganggapmu hanya sekedar meski aku ingin lebih tetapi
tidak! Aku harus lebih kokoh dari sebelumnya. aku hanya kelelahan disalahkan, padahal aku hanya ingin meras sesuatu yang dulu belum pernah aku rasakan. tetapi aku paham betul waktu ada kesalahan. aku harus lebih keras pada diriku.
Hingga kamu menyadari aku sedang
berlaku jahat pada hatimu. Kini kamu kembali pergi dan pergi. Lalu aku kembali
membenamkan hati, sebab padamu tidak akan ada cinta yang sama meski aku ingin. Aku
hanya menunggu Tuan yang sesungguhnya.
#30DWC29 :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar