Menulis ..
Aku pernah begitu menyukai kesendirian
dan kesepian hingga pada titik aku tak membutuhkan siapapun di dunia ini
kecuali diriku sendiri.
Aku pernah begitu menikmatinya, sampai
aku lupa manusia di takdirkan menjadi mahkluk sosial yang tak bisa hidup tanpa manusia
lain. Namun terlihat begitu nyaman di mata manusia lain sampai mereka
menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Tidak kah ada hal yang
menarik selain berteman pada sepi. Ah, manusia selalu memandang manusia lain
dari sampul depan. Aku memang terlihat nyaman, namun dalam nyaman itu ada titik
kosong di dalamnya. Seperti ingin rasanya menemukan hal yang kosong itu. Langkah
tak berarah, apa yang seharusnya aku lakukan. Tujuan apa yang sedang aku kejar
semua hilang bersama dengan kehidupanku yang termakan pada sepi.
Sepi tidak mau meninggalkanku ..
Aku kesepian dan hilang dimakan sepiku
...
Setiap hari aku hanya melakukan hal-hal
bodoh. Namun merasa aman dengan semua itu. Hingga Tuhan menurunkan tangannya
menandakan betapa iba dia padaku. Kau tau melalui apa Tuhan menghidupkan aku
yang hampir mati termakan rasa nyaman sepiku?
Melalui dirimu, ya Tuan. Siapa lagi
kalau bukan kamu. Aku yang tak pernah menyukai apapun selain sendirian kini aku
mulai menyukai dirimu melalui sesuatu.
Aku menemukanmu dalam tulisanku. Mungkin
kamu memang tak akan bisa aku raih dalam dunia nyata tetapi dalam dunia tulisan
yang aku bangun. Mudah bagiku menjadikanmu milikku. Aku tidak gila, tetapi ini
memang seharusnya begini. Aku tidak mau Tuhan marah sebab rasaku padamu nanti
melebihi cintaku padanya. Aku tidak mau Tuhan mengambilmu lagi dalam hidupku,
maka dari itu aku merahasiakanmu melalui tulisan. Melalui tangan Tuhan aku
menemukanmu, melalui senyumanmu aku menemukan bagaimana mencintai tulisan.
Setidaknya kini aku bisa leluasa
menulis, sebab aku bebas menemukan ide tulisanku melalui senyumanmu. Betapa hidupku
kini kembali, ketika aku bisa melakukan hal bermanfaat selain merenungi nasib
yang tak juga berubah. Menulislah, mengubah arah pandangmu. Mengubah segalanya
sebab dengan tulisan aku memahami satu hal dimana jiwa itu sebenarnya.
Tuan, aku menemukanmu melalui tulisan.
Sebab karena menemukanmu aku menjadi menulis, menulis apa saja tentangmu. sebab menemukanmu aku menemukan jiwa, jiwa didalam sebuah tulisan. sebab karenamulah, Tuan.
#30DWC21
#Tulisanserentak
#Hobi
#KokBisaSukaNulis
Wah.. Keren banget teh. Betapa bahagia jika menjadi tuan dalam tulisanmu. Akupun sebenernya menemukan kecintaanku pada dunia tulis menulis karena dia, tuan yang kini jauh di sana. Hehehe
BalasHapusPreman kecil sedang bahagia 😂
Nice..., seolah puisi yg berbentuk narasi :-)
BalasHapusbaca ini kyk baca tulisannya Robiatul Al-Adawiyah. alangkah lebih baik kalo misalnya penghambaan Tuhan tidak disebutkan secara gamblang tapi dibuat semacam teka-teki atau makna tersirat. pasti lebih bagus :)
BalasHapusTeh nisa : hehe makasih ya teh . itulah teh terkadang hidup itu lucu sebab sesuatu kita menyukai sesuatu :)
BalasHapusMbak epa : terimakasih ya mbak.
Budi akbar : iya mas, makasih untuk sarannya. Nanti saya coba cari inspirasinya hehe
Keren euy. ;)
BalasHapusBagus mba, saya pingin bisa nulis sepuitis ini. hehe
BalasHapussemangat menulis :)
Terimakasih mas wildan: )
BalasHapus