Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Sabtu, 20 Februari 2016

Aku? Ini Salahmu!

      Janganlah mengambil kesimpulan sesuka hatimu, aku benar-benar membencinya. Bagaimana dirimu bisa berpikir sepicik itu, bagaimana mungkin bisa hati yang dulunya begitu meneduhkan ternyata sama seperti lelaki kebanyakan. Hei, Tuanku dulu memang benar aku pernah begitu mengagumi hingga membuat gila. Membuat aku tak bisa membedakan mana cinta dan juga ambisi. Sekarang kau datang mengundang kembali aku datang kepadamu, dengan janji hati yang utuh. Tetapi mana mungkin bisa utuh sedangkan kau masih begitu sulit melepas dia nyonyamu. Aku ini masih perempuan yang berhati, memiliki hati untuk merasakan. Aku bukanlah perempuan setega itu. Kau tahu Tuanku dulu, kali ini dirimu membuat aku begitu kecewa. Jangan tanyakan lagi apa mau ku? Sebab mauku tak akan pernah kau pahami dan bisa kau lakukan. Ini bukan pasal tentang perasaan, bisa saja aku memaksakan perasaan yang dulu untuk datang. Tetapi ini tentang bagaimana aku harus hidup menjadi parasit seseorang. Aku masih memiliki akal, aku masih memiliki harga diri. Jangan pernah salahkan aku tentang ini!

"Jangan Salahkan aku!" Aku ingin berteriak kehadapanmu tapi aku tak mau.

"Aku? Ini salahmu!" Aku ingin berteriak tepat dihadapanmu,  tetapi lagi-lagi aku memilih diam dan menghindar sebab bagiku. berargument denganmu sudah tak membutuhkan lagi.

Dirimu sendiri bukan? Yang melepaskan semuanya begitu saja?. Jadi jangan menyalahkan aku kini yang membiarkanmu pergi dan tak mau mengejarmu demi kepayahan. Sekarang aku minta buka matamu, siapa yang sebenarnya ingin kau bawa berkeliling untuk menceritakan mimpi-mimpimu. Maukah aku? Atau nyonyamu sekarang? Aku tidak akan memaksakan perasaanmu seperti dulu. Aku bukan hati yang dulu. Bukan pula cinta yang sama meski pada sosok yang serupa. Tidak adalah gunanya lagi kau membuka cerita lalu, bagaimana perasaanku padamu yang pernah ada. Demi apapun, aku sudah menguburnya bersama pergimu dulu. Bersama luka yang kau timbulkan dalam-dalam. Aku sudah membuangnya sangat lama, lalu untuk apa sekarang kau tanyakan? Aku sudah tak butuh. Benar-benar menghilanglah kembali atau datang membawa seseorang yang baru lagi.


      Hei, jangan menyalahkan aku lagi soal ini. Harapan yang sekarang kau sematkan padaku bukanlah aku yang mematahkan tetapi dirimu sendiri yang memulainya. Jika kau merasa aku sengaja membuat diriku tak peka. Anggaplah sesukanya, memang itu sengaja yang aku buat. Bagaimana sekarang aku bahagia dengan hidup yang sekarang. Sendiri tanpamu, damai tanpa hadirmu. Jangan mencari aku dimana-mana sebab tak akan kau temukan aku yang sama. Jangan minta aku seperti dulu, sebab hatimu tak akan kuat menerima kenyataannya yang sebenarnya bahwa aku bukan seperti cintamu dul Tuanku dulu. 



#30DWC6 

1 komentar: