Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Jumat, 19 Februari 2016

Ingin Pulang

            Hujan sore ini aku masih duduk manis di balkon sambil menikmati secangkir kopi yang mulai mendingin. Menghirup aroma kopi hangat ini mengingatkan aku pada seseorang , seseorang yang sedang berada jauh disana. Seperti apa sesungguhnya merindu? Bagiku rindu sebenarnya adalah ketika kita menginginkan kehadiran seseorang tanpa perlu ia pahami. Benar-benar menyiksa perasaan ini, apa yang harus aku lakukan ketika rindu ini tak pernah tersampaikan sedemikian rupa. Dia bukanlah lelaki yang hebat, yang memiliki ketampanan seperti lelakimu mungkin tetapi ia begitu istimewa di hadapanku. Sejujurnya sejauh apapun dia sekarang, tetaplah dia yang begitu aku dambakan tanpa tapi sedikit pun. Ah, aku begitu rindu ucapan manis yang selalu keluar sudut bibirnya. Andai saja masih ada waktu yang dipersembahkan untuk aku dan dia. Aku hanya ingin menyediakan kopi hangat ini bersama dengan gulanya. Bukan kopi tanpa gula yang beberapa kali aku suguhkan dulu. Masih pantaskah aku hadir untuk menemaninya. Aku ingin berlari sejauh mungkin dari tempatnya kini. Meskipun berkali-kali bunyi suaranya memanggil untuk meminta aku pulang dan tinggalkan kesendirianku kini.

Telah letih langkahku dan terasa berat seorang diri tanpa dia lelakiku. Dimimpiku ku dengar bunyi suaranya, yang terus memanggilku pulang untuk kembali. Aku tahu betul bahwa Pulangku adalah hatinya, aku ingin pulang ke tempat itu tetapi bagaimana janji yang telah kuucapkan dulu. Lelakiku bantu aku untuk pulang menyusuri jalan ini. Aku kan pulang ke hatimu, rumah terindah. Ku pulang ke hatimu rumah yang indah untukku. Tempat paling nyaman yang pernah ku singgahi. Tapi bagaimana cara aku pulang?

Aku pernah begitu melemparnya tanpa kasih. Memebiarkannya menangis bahkan seperti bukan seorang pria. Rumahku begitu mempesona, tapi bagaimana caranya aku pulang? Atau pantaskah aku untuk kembali menempatinya.


Telah letih langkah ini, berat rasanya. Begitu banyak kesalahan yang ku buat tentangnya , lelakiku. Masih pantaskan aku pulang kehati dia lelakiku. Meskipun dia terus memanggilku pulang untuk kembali tinggal.   Hatiku masih begitu takut untuk kembali dan menghancurkan tempat pulangku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar