Permen Kecil

Permen Kecil
Siap-siaplah menikmati permen kecil jangan di bawa perasaan nanti bisa jatuh di buat cinta sebab Meski hanya permen kecil akan menjadi pemanis dalam hidupmu.

Kamis, 18 Februari 2016

Kalah

                Akhirnya aku memahami bagaimana sebuah perasaan mampu mengalahkan dirimu sendiri. Aku tidak pernah percaya, malah terkadang begitu yakin tidak akan menjadi jatuh sedalam apa pun pada manusia. Hidupku memiliki begitu banyak prinsip bahkan sering kali hatiku mengingatkan. Jangan angkuh! Jangan sombong! Kamu tetaplah seorang perempuan yang memiliki kelemahan yaitu perasaan. Bila seorang perempuan telah begitu mencintai seseorang ia akan lemah, lemah untuk sekedar memahami apa itu “benar atau salah.”

Mungkin perasaan ini seperti aku padamu Tuan. Aku tidak pernah mengerti seperti apa kata sayang yang sebenarnya. Lalu kata suka yang sesungguhnya. Namun kali ini aku jauh lebih peduli perasaanku mulai melemah pada jatuhnya. Disisimu aku merasa aman melebihi detak amanku sendiri, bersamamu seperti sebuah candu yang aku sendiri tak mengerti, tanpamu aku merasa sebuah hilang yang tak tahu sebab apa hilangnya. Apakah itu petanda aku mulai dalam mencintaimu?

Dekapmu itu nyamanku, namun aku tak mampu memahami ini sebuah salah atau sebuah benar. Sebab aku tahu ada garis batas di antara kita. Aku hanya tahu pelukmu itu menghangatkan. Namun aku seperti telah gagal menjagamu dalam sebuah titik di sebut masa depan. Aku kalah dengan perasaan, segala yang aku angkuhkan selama ini. Aku buat patah sendiri, aku hempaskan sendiri. Mungkin itulah mengapa tidak boleh aku mengangkuhkan diri tentang apapun itu. Tuan, maafkan aku yang tidak bisa menjagamu. Aku ingin menangis sejadi-jadinya, rasa bersalah ini membuat aku begitu tersiksa.
Kini aku sadar bagaimana rasa kalah pada dirimu sendiri, kekalahan yang kau buat sendiri. Harapan yang aku sendiri patahkan dan harapan yang aku kalahkan seorang diri.


Tuhan, bila padamu dulu ku sebut nama Tuan dalam doa. Apakah salah perasaanku padanya telah berada dalam titik ini. Tuhan, maafkan aku yang tidak menjaganya lagi. Maafkan bila ini jalan yang salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar