Seperti biasa ketika sore datang ada perbincangan khusus
antara aku dan dirimu. Apa saja yang penting bagiku itu percakapan denganmu. Namun
sore ini raut wajahmu berbeda dari biasanya.
“Mengapa, ada masalah?.” Kataku sambil menutup buku yang
sedang aku baca.
“Tidak, aku hanya heran.”
“Heran untuk apa?.” Tanyaku lagi.
“Heran, bagaimana lelaki untuk bersikap adil atas hati
perempuan.”
Aku hanya diam, sambil menelaah apa yang sedang kamu maksud.
“Ntahlah, aku tak mengerti.” Kataku untuk memberi penjelasan
tak ada yang bisa di diskusikan kali ini.
“Hei, begini maksudku. Bagaimana kalau lelaki harus bersikap
adil kepada kedua istrinya nanti.” Katamu serius.
“Kamu berniat poligami?.” Kataku jauh lebihs serius.
“Bisa jadi, tetapi aku sedang berpikir keras bagaimana caranya
bersikap adil. Sedangkan manusia tidak ada yang mampu adil apalagi masalah
hati.”
“Aku tidak menerima apapun halnya tentang itu. Perempuan itu
dilahirkan dengan kepekaan. Tidak pernah ada perempuan yang bisa rela dan
ikhlas dengan penuh hatinya terbagi. Bagaimana dengan aisyah perempuan mulia
seperti dia saja begitu mencemburui khadijah. Bila di umpamakanpohon disandarkan pada aisyah akan terbakar karena cemburu. kurang penjelasanku?."
"wah, jangan kesal seperti itu. aku juga tak pernah percaya bisa adil apalagi masalah hati "
Katamu tersenyum.
hanya sampai disitu percakapan kita sore ini dengan seribu tanya mengapa lelaki harus mencoba memiliki lebih dari satu perempuan sedangkan ia di takdirkan tak bisa adil sebagai manusia.
#30DWC15
Bagus sekali.
BalasHapussetiap hari kita berdoa " ihdinaash shiraathaal mustaqiim ", tunjukanlah kami jalan yang lurus.
sebuah cerminan kontradiski bahwa pada kenyatannya manusia tidak mungkin jalannya lurus :)
Terimakasih mas :)
BalasHapusTerimakasih mas :)
BalasHapus